Beliau melanjutkan, "yang kayak begini gaada mas di Indonesia, belum bisa kita bikinnya. Selama ini yang ada dijalan Indonesia itu kalau tidak buatan Jepang yaa Taiwan. Makanya wajar kalo mas lihat truknya tua-tua.
Maklum, truck ini biasanya build up langsung dengan pompanya dari sana dan dijual disini dalam kondisi bekas. Ga ada yang baru".
Sontak penjelasan bapak itu mengagetkan saya. Selama itu saya berpikir kalau alat itu bisa dibuat di Indonesia dan pembelian truck pompa cor bekas itu karena alasan harga yang lebih murah saja. Ternyata, memang tidak bisa membuat barunya dengan chasis truck baru yang dijual di Indonesia.
Saya mulai berpikir, kenapa alat sesederhana dan sangat helpful ini tidak bisa dibuat di Indonesia. Indonesia kan negara besar dengan jumlah proyek infrastruktur yang signifikan.Â
Kalau begini, maka pembangunan infrastruktur di Indonesia bisa dikatakan bergantung pada negara lain. Memang mungkin bisa disubstitusi secara manual menggunakan tenaga manusia, tapi ayolah, mau sampai kapan pekerjaannya selesai dan berapa orang yang harus berlelah lelahan mengaduk adonan cor dan mengangkatnya. Belum lagi kalau menghitung berapa pinggang yang mesti diurut hahaha.
Dalam teori ekonomi, selama ini saya boleh dikatakan lebih condong mengarah pada mahzab Free Trade atau perdagangan yang bebas dan terbuka.
Alasan saya mendukung sistem ini karena akan menguntungkan konsumen dengan pilihan barang yang lebih banyak sekaligus menurunkan harga di pasaran.Â
Mengapa bisa turun? Karena dipercayai negara-negara di dunia ini memiliki kemampuannya masing-masing dalam memproduksi jenis barang tertentu secara efisien, atau yang biasa disebut Comparative Advantage.
Teori ini mulai diperkenalkan oleh David Richardo, seorang ekonom liberal asal Inggris pada awal abad ke-19. Tentu hal ini akan berakibat turunnya harga di pasaran.
Contohnya, semenjak Big Three Detroit (Ford, General Motors, dan Chrysler) memindahkan pusat produksinya ke Meksiko lantaran memiliki nilai upah yang lebih kecil disbanding Detroit dan juga memiliki hubungan perdagangan bebas dengan Amerika Serikat.
Hal ini pun berdampak pada bergeraknya harga mobil ke level yang lebih bisa bersaing.