Mohon tunggu...
Rahmat Ars
Rahmat Ars Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

harusnya Ini Prioritas Jokowi

29 Agustus 2015   10:45 Diperbarui: 29 Agustus 2015   11:01 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tapi sekarang Amerika terancam kolaps, ya benar, itu karena mereka hanya fokus pada penguasaan IPTEK mengabaikan moral, jadi coba bayangkan jika Indonesia menjadi bangsa yang bermoral dan menguasai IPTEK. Kita pantas berharap dan bangga karena Indonesia adalah bangsa yang religius. Berbeda dengan Soviet/ Rusia, Amerika, maupun China.

Rakyat Indonesia pantas berharap. Tidak cukupkah derita kita dijajah 350 tahun oleh Belanda, tidak cukupkah kita dijaja Inggris, Jepang. Haruskan derita ini berlanjut? Tentu kita berharap tidak. Harus ada revolusi mental dan relovusi mental mesti lebih ditekankan pada pejabat pemerintah. Kenapa? Karena mereka yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak. 

Aneh, jujur saya secara personal lebih menginginkan revolusi sistem pemerintahan dan orang-orang pemerintahan. Gedung-gedung pemerintahan saat ini bukan lagi tempat bekerja orang-orang yang memikirkan nasib rakyat melainkan tempat bekerja orang yang meikirkan nasib diri sendiri. Bagaimana mungkin mahluk-mahluk tidak berperasaan itu TEGA membeli kasur dengan uang yang ditarik dari rakyat miskin disaat kita menghadapi guncangan ekonomi. Jika pembeda manusia dan biatang adalah akal, maka kiranya pantas kita menyebut mereka dengan sebutan binantang, kalaupun bukan berarti orang gila; punya akal dan otak tapi tidak berfungsi maksimal.

Menkominfo, Komisi Penyiaran, Rakyat Indonesia khususnya ibu-ibu, bagaimana mungkin kalian membiarkan tayangan TV yang ditonton anak dan adik kita menampilkan tayangan tidak berkualitas, gosip, goyang dangdut seronok, TV India, TV harimau, TV yang sebagian besar durasinya menampilkan mahluk "konspirasi kemakmuran" dimana sisi edukasinya, Artis melahirkan diliput, sedikit kaget ketika melihat anak disamping rumah mangaum seperti harimau ketika bangun tidur, ternyata dia mengikuti tayangan TV harimau yang ketika melihatnya membuat saya mual. Nihil tidak memiliki sisi positif sedikitpun. INGAT YANG PUNYA TV SEKARANG LAGI SIBUK MEBINA PARTAI. Mengapa Presiden, Kominfo, Kepala Daerah, Polisi, dan Masyarakat tidak aktif mengontrol ini. Trio binatang yang goyangnya seronok, rambut dicat, menampilkan belahan pada dibiarkan manggung. Ada lagi duo tumbuhan yang menampilkan payudaranya (ga perlu maaf disebut saja harus maaf, yang pamer saja ga bilang maaf apalagi saya yang hanya sebut) dengan fulgar. 

REVOLUSI MENTAL, ia harus komprehensif, berkesinambungan dan didukung oleh kesadaran dan partisipasi aktif seluruh elemen bangsa. Apalah artinya kita, apalah peran kita jika disaat melihat kezaliman kita menutup mata. Jangan sampai karena takut kehilangan kursi membuatmu takut melakukan tindakan radikal. Selalu ada harga yang dibayar bahkan untuk  kebaikan sekalipun. Tunjukanlah ketegasan dan keberanianmu agar kami yakin dengan kapasitasmu. Jangan abaikan hal kecil termasuk tuisan ini. Jika kita sepakat paling tidak anak dan adik-adik kita tidak akan kita cecoki dengan tayangan TV tidak berkualitas. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun