Mohon tunggu...
‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎
‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ Mohon Tunggu... Mahasiswa - ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎

‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apakah TNI AU Harus Beralih ke Jet Tempur Generasi Kelima atau Maksimalkan Generasi Keempat?

11 September 2024   17:40 Diperbarui: 11 September 2024   18:29 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara https://www.antaranews.com/berita/3500472/fotografi-mengantarkan-sandriani-permani-terbang-tinggi

Dalam hal ini, karena Indonesia belum memiliki kemampuan untuk memproduksi jet tempur generasi kelima secara mandiri, TNI AU secara hukum diperbolehkan untuk mengakuisisi peralatan ini dari luar negeri, asalkan sesuai dengan strategi pertahanan yang telah disetujui.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara https://lancercell.wordpress.com/2018/03/06/beda-jet-tempur-rusia-dan-amerika-serikat-milik-tni-au/
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara https://lancercell.wordpress.com/2018/03/06/beda-jet-tempur-rusia-dan-amerika-serikat-milik-tni-au/

Mengingat kekurangan yang ada pada jet tempur generasi keempat, TNI AU sebaiknya mempertimbangkan kombinasi antara memperkuat jet tempur generasi keempat dan secara bertahap mengakuisisi jet tempur generasi kelima. Pendekatan ini memungkinkan TNI AU menjaga relevansi dan kapabilitas tempur, sembari tetap mengoptimalkan anggaran pertahanan. Penambahan jet tempur generasi kelima, seperti F-35, bisa melengkapi armada generasi keempat yang ditingkatkan, sehingga menciptakan postur pertahanan udara yang lebih fleksibel dan siap menghadapi ancaman masa depan. Ini sesuai dengan paradigma modern bahwa kekuatan udara harus memiliki kemampuan untuk melawan berbagai spektrum ancaman, mulai dari konflik konvensional hingga peperangan asimetris.

Meskipun mempertahankan dan memperkuat jet tempur generasi keempat tetap penting, TNI AU juga harus mengejar kemampuan generasi kelima untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks.

Referensi

`Bakita, T. S. (2010). The USAF Fighter Force Structure in the 2020-2040 Timeframe. February 2010.

Kostis, T. G., Goudosis, A. K., Bezanov, G. I., & Sarkar, D. A. (2013). Stealth Aircraft Tactical Assessment using Stealth Entropy and Digital Steganography. Journal of Applied Mathematics & Bioinformatics, 3(1), 1792--6939.

Richardson, W. (2019). Strategic and fifth-generation NATO fighter aircraft. Journal of Military and Strategic Studies, 19(4). https://jmss.org/article/view/68871

Smith, E. a. (2006). Applying Network Centric Warfare in Peace, Crisis, and War. CCRP Publication Series, 602.

Susdarwono, E. T. (2019). Political Economy of the Procurement of the Changbogo Submarine Alutsista in the Framework of Towards an Independent Process for the Indonesian Defense Industry. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 4(2), 70--84. https://doi.org/10.20473/jiet.v4i2.15316

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun