Mohon tunggu...
Adriansyah Abu Katili
Adriansyah Abu Katili Mohon Tunggu... Dosen - Melukis dunia dengan kata-kata.

Pendidik anak bangsa pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Gorontalo yang gemar membaca segala macam bacaan dan suka melukis dunia dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sebelum Menjadi Pengabdi Tuhan Kita Harus menjadi Apa?

13 September 2024   06:53 Diperbarui: 13 September 2024   08:28 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil akhir dari proses ini, menjadi manusia dalam pengertian Insan, yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan lalu menjadi pengabdi pada Tuhan, adalah menjadi takwa. Takwa banyak diulas oleh ulama. Dari ulasan para ulama, saya menyimpulkan bahwa bermakna memelihara nilai-nilai kemanusiaan untuk kemudian bertranformasi menjadi makhluk yang menjadi agen Tuhan dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Dia menjadi rahmat bagi alam semesta. Rukuk dan sujudnya menjadi sangat bermakna bagi dirinya, alam, dan sesama manusia.

Milikilah nilai-nilai kemanusiaan kemudian milikilah nilai-nilai ketuhanan. Mereka yang memiliki nilai-nilai ketuhanan sejati pasti memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Bila ada mereka yang mengklaim memiliki nilai-nilai ketuhanan yang dibuktikan dengan rajinnya dia beribadah namun tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan, dikhawatirkan nilai  kehidupannya tidak paripurna.

Sebaliknya, mereka yang mengklaim dirinya memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang paripurna namun abai terhadap panggilan menyembah Tuhan, maka dia berhenti pada tahap itu. Dia tidak masuk pada tingkat yang lebih tinggi. Dia tidak menjadi paripurna.

Demikian ulasan singkat ini. Semoga bermanfaat, paling tidak sebagai bahan renungan. Syukur-syukur bisa diimplementasikan untuk peningkatan kualitas kehidupan spiritualitas dan kemanusiaan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun