Hasil akhir dari proses ini, menjadi manusia dalam pengertian Insan, yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan lalu menjadi pengabdi pada Tuhan, adalah menjadi takwa. Takwa banyak diulas oleh ulama. Dari ulasan para ulama, saya menyimpulkan bahwa bermakna memelihara nilai-nilai kemanusiaan untuk kemudian bertranformasi menjadi makhluk yang menjadi agen Tuhan dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Dia menjadi rahmat bagi alam semesta. Rukuk dan sujudnya menjadi sangat bermakna bagi dirinya, alam, dan sesama manusia.
Milikilah nilai-nilai kemanusiaan kemudian milikilah nilai-nilai ketuhanan. Mereka yang memiliki nilai-nilai ketuhanan sejati pasti memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Bila ada mereka yang mengklaim memiliki nilai-nilai ketuhanan yang dibuktikan dengan rajinnya dia beribadah namun tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan, dikhawatirkan nilai  kehidupannya tidak paripurna.
Sebaliknya, mereka yang mengklaim dirinya memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang paripurna namun abai terhadap panggilan menyembah Tuhan, maka dia berhenti pada tahap itu. Dia tidak masuk pada tingkat yang lebih tinggi. Dia tidak menjadi paripurna.
Demikian ulasan singkat ini. Semoga bermanfaat, paling tidak sebagai bahan renungan. Syukur-syukur bisa diimplementasikan untuk peningkatan kualitas kehidupan spiritualitas dan kemanusiaan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H