Jadi apa fungsi AI? Sesuai dengan namanya, Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan, AI hanya bisa membantu pendidikan dalam hal intelektual. Dalam istilah Taksonomi Bloom, AI hanya bisa bermain dalam tataran kognitif. Sementara dalam afektif atau penanaman nilai-nilai kehidupan, siswa dan mahasiswa tetap butuh manusia sebagai guru yang memberikan teladan, bukan mesin.
Kesimpulannya, seperti yang dikatakan oleh Prof, Karmila dalam orasinya, guru tidak bisa digantikan oleh AI. Jadi guru manusia tetap dibutuhkan. Namun guru juga harus menguasai AI karena itu kebutuhan kini. Maka guru yang tidak menguasai AI akan digantikan oleh guru yang menguasai AI. Dengan menggunakan AI sebagai alat bantu pendidikan, maka guru dan dosen dapat mendidik dengan pendekatan manusia, ya, tetap dengan pendekatan manusia.
Jadi apakah dengan tetap tidak berubah dalam artian mengabaikan penggunaan AI kita bisa mati? Jawabnya ya, kita bisa mati. Mati dalam hal profesionalisme sebagai guru. Namun mendidik hanya dengan mengandalkan AI tanpa pendekatan kemanusiaan juga kita bisa mati. Mati dalam arti kemanusiaan kita yang mati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI