Mohon tunggu...
Adriansyah Abu Katili
Adriansyah Abu Katili Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo.

Saya dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Memiliki hobi membaca dan menulis. Saya membaca buku fiksi maupun non fiksi dan puisi. Saya juga suka menulis, baik tulisan ilmiah, ilmiah populer, fiksi, dan puisi.,

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Si Bule dan Kita

7 Juli 2023   06:41 Diperbarui: 4 Agustus 2023   12:33 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dokumen pribadi

SI BULE DAN KITA

Adriansyah A. Katili

adriansyahkatili@ung.ac.id

SI Bule dan kita memang sungguh sangat berbeda. Mereka berbeda, tidak hanya dalam segi bahasa tapi juga dalam segi budaya. Perbedaan itu bisa kita deteksi dalam bahasa. Bahasa Indonesia mencerminkan budaya kita dan bahasa si Bule (Bahasa Inggris) mencerminkan budaya si Bule. Mari kita cermati sebagai berikut ungkapan-ungkapa yang bias akita gunakan namun tidak biasa bagi si Bule, bahkan bagi mereka terasa aneh:

1. Mau ke mana?

Pertanyaan sering diajukan oleh orang Indonesia ketika bertemu dengan kenalan, teman, tetangga, sanak famili di jalan. Pertanyaan ini lebih bersifat interaktif, yang dalam istilah bahasa kita disebut sebagai basa-basi. Bersifat interaktif karena fungsinya lebih kepada interaksi, di mana penanya ingin berinteraksi dengan rekannya itu. Dia tidak benar-benar ingin tahu tujuan perjalanan kenalannya.

Si Bule yang dalam budayanya tidak mengenal jenis interaksi dengan cara bertanya seperti ini akan bingung. Dia akan bertanya-tanya ada urusan apa Orang Indonesia mau menanyakan ke mana aku mau pergi, kepo amat, sih. Dalam ungkapan Bahasa Inggris kemungkinan dia akan menjawab, “None of your business.” (bukan urusanmu ke mana aku mau pergi).

2. Tugas di mana?

Pertanyaan tugas di mana digunakan untuk menanyakan pekerjaan teman, biasanya teman sekolah, teman kuliah, yang sudah lama tidak bertemu dan baru bertemu saat itu. Adakan yang yang salah dengan pertanyaan itu? Sebenarnya tidak salah, tapi itu mencerminkan kita orang Indonesia yang berorientasi pada obsesi menjadi pegawai negeri atau kedudukan yang berkaitan dengan status sosial. Pertanyaan “Tugas di mana?” mencerminkan cita-cita menjadi petugas yang kelihatannya mulia tapi sebenarnya menjadi petugas sama dengan menjadi pesuruh.

Ini berlainan dengan si Bule. Mereka lebih sering bertanya “What do you do?” yang bermakna “Apa yang kau kerjakan?” Adakah perbedaan yang esensial dengan pertanyaan kita? Ya, ada. Perbedaannya adalah, pertanyaan kita Indonesia lebih berorientasi pada kedudukan atau status sosial. Sementara pertanyaan si Bule berorientasi pada karya. Si Bule tidak perduli pada status sosial tapi pada karya.

3. Berapa penghasilanmu?

Pertanyaan ini sering kita dilontarkan. Pertanyaan yang bersifat interaktif ini jangan coba-coba ditanyakan pada bule meski dengan Bahasa Inggris “How much money do you make?”. Pertanyaan ini pantang kita tanyakan kepada mereka. Mengapa? Karena bagi mereka masalah penghasilan adalah masalah pribadi.

4. Berapa Anakmu?

Pertanyaan ini sering ditanyakan kita pada saat bertemu dengan teman lama yang sudah lama berpisah. Pertanyaan ini bersifat interaktif atau basa-basi. Namun bule tidak pernah bertanya “How many children do you have?”

5. Jangan lupa oleh-oleh

Ungkapan jangan lupa oleh-oleh biasa kita katakan kepada teman akrab yang akan bepergian jauh. Ini hal yang biasa bagi kita Indonesia. Namun ini hal yang janggal bagi bule. SI Bule tidak berkata, “Don’t forget to bring me a gift.” Lantas apa yang mereka katakan? Mereka akan berkata, “Have fun.” Atau “Have a nice trip.” Kedua ungkapan itu bermakna harapan semoga yang akan bepergian akan menikmati perjalanannya. Lantas apakah ungkapan orang Indonesia menyiratkan sikap mental yang merorientasi pada diri sendiri? Untuk menjawab itu perlu penelitian dan pembahasan yang panjang dan mendalam.

Lantas apa yang dibicarakan oleh bule saat mereka berinterkasi? Saat berinteraksi bule tidak akan menanyakan hal-hal yang bagi mereka bersifat pribadi. Saat bercakap-cakap mereka akan lebih sering membicarakan cuaca.

Demikian beberapa perbedaan budaya kita dan si bule. Perbedaan itu tidak menunjukkan keunggulan budaya tertentu, karena setiap budaya lahir dari sudut pandang yang memiliki kebenarannya sendiri. Budaya si Bule tidak lebih tinggi dari budaya kita Indonesia. Sebaliknya juga budaya kita Indonesia tidak lebih rendah atau lebih tinggi dari budaya bangsa lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun