Dan angin pantai pun berhembus pelan, seakan membawa kisah cinta Martha dan Bayu ke cakrawala, di mana laut dan langit bertemu, mengabadikan cinta mereka selamanya.
Beberapa waktu kemudian, sekelompok burung camar terbang rendah melintasi cakrawala, seolah ikut merayakan momen kebahagiaan mereka. Bayu menoleh ke arah Martha dan berkata, "Pantai ini akan selalu menjadi tempat kita kembali. Tempat di mana cinta kita pertama kali bersemi, dan tempat di mana kita akan selalu mengingat janji ini."
Martha mengangguk, lalu meletakkan kepala di bahu Bayu. "Aku percaya, Bayu. Di sini, di Sipakario, kita telah meninggalkan jejak yang tak akan pernah hilang. Setiap kali aku melihat ombak atau pohon kelapa, aku akan mengingat kita."
Saat malam tiba, bintang-bintang mulai bermunculan di langit, melengkapi keindahan malam di Pantai Sipakario. Mereka berdua duduk di sana hingga angin malam semakin dingin, berbagi kehangatan satu sama lain di bawah selimut langit bertabur bintang. Cinta mereka tetap kokoh, seperti dua buah kelapa muda yang kini menjadi simbol abadi hubungan mereka.
Siang itu, Martha mempersiapkan sebuah kejutan kecil untuk Bayu. Dengan hati-hati, ia menyiapkan sebuah hadiah yang sederhana namun penuh makna. Di balik pohon ketapang yang biasa menjadi tempat mereka berteduh, Martha menyembunyikan sebuah keranjang kecil yang berisi foto-foto kenangan mereka, sebuah buku catatan berisi tulisan tangannya, dan secarik kain batik yang ia buat sendiri.
Ketika Bayu kembali dari berjalan menyusuri pantai, Martha tersenyum sambil memegang keranjang itu di belakang punggungnya. "Bayu, aku punya sesuatu untukmu," katanya penuh semangat.
Bayu mengerutkan kening, penasaran. "Apa itu, Martha?"
Martha menyerahkan keranjang itu, dan Bayu membukanya perlahan. Mata Bayu berbinar melihat isi keranjang tersebut. "Martha, ini luar biasa! Foto-foto ini membawa kembali begitu banyak kenangan indah. Dan kain batik ini... kau buat sendiri?"
Martha mengangguk, pipinya merona. "Aku ingin kau tahu betapa berharganya dirimu dalam hidupku. Semua ini adalah bagian dari rasa terima kasihku karena kau selalu ada untukku."
Bayu memeluk Martha erat. "Kau adalah hadiah terbaik dalam hidupku, Martha. Terima kasih untuk semuanya. Aku akan menjaga kenangan ini seperti aku menjaga cinta kita."
Hari itu, hadiah kejutan Martha menjadi momen yang semakin menguatkan cinta mereka. Di Pantai Sipakario, di bawah pohon ketapang yang sama, mereka merasakan kembali hangatnya cinta yang terus bertumbuh, seperti ombak yang tak pernah lelah menyapa pantai.
Suatu sore lainnya, Martha dan Bayu memutuskan untuk berjalan lebih jauh ke sisi lain Pantai Sipakario, di mana sebuah pohon ketapang besar berdiri kokoh di dekat tebing kecil. Pohon itu tampak megah dengan daunnya yang rimbun, memberikan keteduhan alami di bawah sinar matahari yang mulai condong ke barat.