Tak lama kemudian, Haby mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Di dalamnya ada cincin sederhana, simbol dari mahar yang selama ini ia persiapkan dengan segenap hati. Mahar itu bukanlah sekadar perhiasan duniawi, melainkan simbol ketulusan, perjuangan, dan cinta abadi.
"Saya memberikan ini sebagai mahar, sebagai tanda cinta saya untuk Fe, bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat," kata Haby sambil menyerahkan cincin itu kepada Pak Burhan. "Saya berharap, pernikahan kami nanti akan menjadi awal dari kehidupan yang penuh berkah dan kebahagiaan."
Pak Burhan menerima cincin itu dengan senyuman yang tulus. "Insya Allah, Haby. Pernikahan kalian akan diberkahi oleh Tuhan, seperti halnya doa-doa kita di Tanah Suci. Cinta yang kalian bina selama ini, dengan kesabaran dan ketulusan, pasti akan bertahan selamanya."
Beberapa minggu kemudian, hari yang dinanti-nantikan tiba. Fe dan Haby akhirnya resmi menikah, di sebuah akad nikah sederhana namun penuh kehangatan dan kebahagiaan. Di hadapan keluarga dan sahabat terdekat, mereka berikrar untuk saling mencintai dan setia seumur hidup, dalam suka dan duka, hingga akhir hayat.
Namun, janji terbesar mereka adalah untuk kembali ke Tanah Suci, bersama-sama, mengucapkan doa dan syukur di hadapan Ka'bah. Di tempat itulah, cinta mereka akan terus dipanjatkan dan diabadikan, di hadapan Tuhan, tempat semua doa bermuara.
Fe kini hidup dengan penuh kebahagiaan. Cinta pertamanya, sang ayah, telah melihatnya menikah dengan pria yang begitu ia cintai. Cinta sejatinya, Haby, telah memenuhi janji untuk meminangnya dengan kesucian dan keikhlasan. Mereka berdua kini berjalan beriringan, menatap masa depan dengan penuh harapan dan keyakinan, sambil terus membawa doa-doa yang pernah mereka panjatkan di Tanah Suci sebagai bekal untuk menjalani kehidupan yang baru.
Setiap langkah yang mereka ambil bersama, Fe selalu mengingatkan dirinya akan satu hal: bahwa cinta yang sesungguhnya adalah tentang kesabaran, pengorbanan, dan keyakinan. Dan kini, ia dan Haby menjalani perjalanan cinta mereka dengan tekad yang sama --- untuk terus berjalan di jalan yang diridhoi Tuhan, dengan cinta yang tidak hanya terikat di dunia, tetapi juga di akhirat.
Babulu, 17 Desember 2024
#Penadebu-Cerpen_ Pergi Ke Tanah Suci dengan Cinta Pertamanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H