Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Sastra Akhir Tahun (Bersama Sutardji Calzoum Bachri)

26 Desember 2023   05:37 Diperbarui: 26 Desember 2023   07:03 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Refleksi Sastra Akhir Tahun
(Bersama Sutardji Calzoum Bachri)

Refleksi Sastra Akhir Tahun yang diselenggarakan pada Minggu, 24 Desember 2023, melalui zoom meeting menjadi panggung inspiratif bagi para penggemar sastra dan penyair Nusantara. Dengan kehadiran pembicara utama Sutardji Calzoum Bachri dan moderator Viefa, acara ini menyajikan diskusi yang memikat tentang perkembangan sastra, khususnya puisi, di Tanah Air.

Sutardji Calzoum Bachri, sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam dunia sastra Indonesia, menyampaikan pandangannya tentang fenomena banyaknya sastra puisi yang bermunculan tanpa kendali. Beliau menyoroti pentingnya kurasi ketat dalam proses penerbitan untuk memastikan kualitas karya sastra. Pernyataan ini memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan dan tanggung jawab dalam mengelola keberagaman sastra di Indonesia.

Kata-kata diangkat sebagai petualangan sastra, menjadi modal bagi seorang penyair untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaannya. Pernyataan ini mencerminkan pandangan bahwa sastra, khususnya puisi, adalah sarana ekspresi yang memungkinkan kebebasan berekspresi tanpa batas.

Plakat undangan Refleksi dengan latar puisi Sutardji -Dokpri
Plakat undangan Refleksi dengan latar puisi Sutardji -Dokpri
Berikut cuplikan puisinya:

Tanah Air Mata

Karya: Sutardji Calzoum Bachri

 Tanah airmata tanah tumpah darahku

Mata air airmata kami

Airmata tanah air kami

Di sinilah kami berdiri

Menyanyikan airmata kami

Di balik gembur subur tanahmu

Kami simpan perih kami.

Dibalik etalase megah gedung-gedungmu

Kami coba derita kami

Kami coba simpan nestapa

Kami coba kuburkan duka lara

Tapi perih takbisa sembunyi

Ia merebak kemana-mana

Bumi memang taksebatas pandang

Dan udara luas menunggu

Namun kalian takkan bisa menyingkir

Kemana pun melangkah

Kalian pijak air mata kami

Kemana pun terbang

Kalian hinggap di air mata kami

Kemana pun berlayar

Kalian arungi airmata kami

Kalian sudah terkepung

Takkan bisa mengelak

Takkan bisa kemana pergi

Menyerahlah pada kedalaman airmata kami.

....

Acara ditutup dengan penuh kehangatan, melibatkan saling bertukar sapa antara sesama sastrawan. Pesan untuk terus mengisi kemajuan bangsa lewat kata-kata menjadi penegasan bahwa sastra memiliki peran strategis dalam pembangunan intelektual dan budaya masyarakat.

Harapan untuk adanya penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sastra menjadi dorongan bagi para penyair untuk terus berkarya dengan semangat dan dedikasi. Semangat tersebut diakhiri dengan salam sastra, sebuah ungkapan yang mencerminkan kebersamaan dan persatuan di antara para penggiat sastra.

Refleksi Sastra Akhir Tahun ini tidak hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga menjadi panggung untuk merayakan keberagaman dan kekayaan sastra Indonesia. Dengan dialog yang membangun, acara ini memberikan inspirasi dan semangat bagi para penikmat sastra serta menyemai harapan untuk masa depan sastra Indonesia yang lebih gemilang.

Melalui refleksi ini, Sutardji Calzoum Bachri dan para penyair Nusantara lainnya memberikan wawasan yang berharga tentang peran sastra dalam menggambarkan identitas budaya dan sosial bangsa. Pernyataan Sutardji tentang kebebasan berekspresi tanpa kendali, namun tetap membutuhkan kurasi ketat, mencerminkan upaya untuk menjaga kualitas sastra di tengah arus kreativitas yang terus berkembang.

Moderator Viefa juga berperan penting dalam mengarahkan diskusi dan memastikan semua sudut pandang mendapat sorotan. Keterlibatan beberapa penyair Nusantara lainnya menambah keberagaman perspektif, menciptakan suasana diskusi yang dinamis dan kaya akan ide.

Puncak acara yang ditandai dengan saling bertukar sapa antar sesama sastrawan menggambarkan solidaritas di antara komunitas sastra. Pesan untuk terus mengisi kemajuan bangsa lewat kata-kata menciptakan momentum untuk merenung tentang peran sastra dalam membangun kesadaran dan kepribadian nasional.

Harapan akan penghargaan sebagai penyemangat bagi para penulis dan penyair adalah dorongan positif untuk menjaga semangat berkarya. Penghargaan tersebut tidak hanya menjadi bentuk apresiasi, tetapi juga menjadi motivasi untuk terus meningkatkan mutu dan kontribusi sastra dalam pembentukan karakter bangsa.

Salam sastra sebagai penutup acara menciptakan nuansa keakraban, menegaskan bahwa kecintaan terhadap kata-kata dan sastra adalah ikatan yang menghubungkan para sastrawan dan penikmat sastra. Refleksi Sastra Akhir Tahun ini, dengan segala elemen dan makna yang disampaikan, memberikan kontribusi berharga untuk pemahaman dan apresiasi terhadap sastra Indonesia.

Babulu, 26 Desember 2023
#Penadebu_Refleksi Sastra Akhir Tahun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun