Refleksi Sastra Akhir Tahun
(Bersama Sutardji Calzoum Bachri)
Refleksi Sastra Akhir Tahun yang diselenggarakan pada Minggu, 24 Desember 2023, melalui zoom meeting menjadi panggung inspiratif bagi para penggemar sastra dan penyair Nusantara. Dengan kehadiran pembicara utama Sutardji Calzoum Bachri dan moderator Viefa, acara ini menyajikan diskusi yang memikat tentang perkembangan sastra, khususnya puisi, di Tanah Air.
Sutardji Calzoum Bachri, sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam dunia sastra Indonesia, menyampaikan pandangannya tentang fenomena banyaknya sastra puisi yang bermunculan tanpa kendali. Beliau menyoroti pentingnya kurasi ketat dalam proses penerbitan untuk memastikan kualitas karya sastra. Pernyataan ini memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan dan tanggung jawab dalam mengelola keberagaman sastra di Indonesia.
Kata-kata diangkat sebagai petualangan sastra, menjadi modal bagi seorang penyair untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaannya. Pernyataan ini mencerminkan pandangan bahwa sastra, khususnya puisi, adalah sarana ekspresi yang memungkinkan kebebasan berekspresi tanpa batas.
Berikut cuplikan puisinya:
Tanah Air Mata
Karya: Sutardji Calzoum Bachri
 Tanah airmata tanah tumpah darahku
Mata air airmata kami
Airmata tanah air kami
Di sinilah kami berdiri
Menyanyikan airmata kami
Di balik gembur subur tanahmu
Kami simpan perih kami.
Dibalik etalase megah gedung-gedungmu
Kami coba derita kami
Kami coba simpan nestapa
Kami coba kuburkan duka lara
Tapi perih takbisa sembunyi
Ia merebak kemana-mana
Bumi memang taksebatas pandang
Dan udara luas menunggu
Namun kalian takkan bisa menyingkir
Kemana pun melangkah
Kalian pijak air mata kami
Kemana pun terbang
Kalian hinggap di air mata kami
Kemana pun berlayar
Kalian arungi airmata kami
Kalian sudah terkepung
Takkan bisa mengelak
Takkan bisa kemana pergi
Menyerahlah pada kedalaman airmata kami.
....
Acara ditutup dengan penuh kehangatan, melibatkan saling bertukar sapa antara sesama sastrawan. Pesan untuk terus mengisi kemajuan bangsa lewat kata-kata menjadi penegasan bahwa sastra memiliki peran strategis dalam pembangunan intelektual dan budaya masyarakat.
Harapan untuk adanya penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sastra menjadi dorongan bagi para penyair untuk terus berkarya dengan semangat dan dedikasi. Semangat tersebut diakhiri dengan salam sastra, sebuah ungkapan yang mencerminkan kebersamaan dan persatuan di antara para penggiat sastra.
Refleksi Sastra Akhir Tahun ini tidak hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga menjadi panggung untuk merayakan keberagaman dan kekayaan sastra Indonesia. Dengan dialog yang membangun, acara ini memberikan inspirasi dan semangat bagi para penikmat sastra serta menyemai harapan untuk masa depan sastra Indonesia yang lebih gemilang.
Melalui refleksi ini, Sutardji Calzoum Bachri dan para penyair Nusantara lainnya memberikan wawasan yang berharga tentang peran sastra dalam menggambarkan identitas budaya dan sosial bangsa. Pernyataan Sutardji tentang kebebasan berekspresi tanpa kendali, namun tetap membutuhkan kurasi ketat, mencerminkan upaya untuk menjaga kualitas sastra di tengah arus kreativitas yang terus berkembang.
Moderator Viefa juga berperan penting dalam mengarahkan diskusi dan memastikan semua sudut pandang mendapat sorotan. Keterlibatan beberapa penyair Nusantara lainnya menambah keberagaman perspektif, menciptakan suasana diskusi yang dinamis dan kaya akan ide.
Puncak acara yang ditandai dengan saling bertukar sapa antar sesama sastrawan menggambarkan solidaritas di antara komunitas sastra. Pesan untuk terus mengisi kemajuan bangsa lewat kata-kata menciptakan momentum untuk merenung tentang peran sastra dalam membangun kesadaran dan kepribadian nasional.
Harapan akan penghargaan sebagai penyemangat bagi para penulis dan penyair adalah dorongan positif untuk menjaga semangat berkarya. Penghargaan tersebut tidak hanya menjadi bentuk apresiasi, tetapi juga menjadi motivasi untuk terus meningkatkan mutu dan kontribusi sastra dalam pembentukan karakter bangsa.
Salam sastra sebagai penutup acara menciptakan nuansa keakraban, menegaskan bahwa kecintaan terhadap kata-kata dan sastra adalah ikatan yang menghubungkan para sastrawan dan penikmat sastra. Refleksi Sastra Akhir Tahun ini, dengan segala elemen dan makna yang disampaikan, memberikan kontribusi berharga untuk pemahaman dan apresiasi terhadap sastra Indonesia.
Babulu, 26 Desember 2023
#Penadebu_Refleksi Sastra Akhir Tahun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H