"Eyang yang Matang: Balada 78 Tahun Kebijaksanaan"
Oleh: Penadebu
HUT RI yang ke-78, oh begitu megah,
Merah putih berkibar, di langit, benderanya.
Dalam balada ini, kita kenang perjuangan,
Mereka yang rela, berkorban, tanpa batasan,
Untuk meraih kemerdekaan, tanah air tercinta,
Hingga sang Merdeka, teriakkan sejuta rakyat.
Pahlawan tak kenal lelah, berjuang di medan,
Bertaruh nyawa, untuk negeri tercinta,
Dalam perang dan penjara, tanpa lelah berani,
Mereka bersatu, mengukir sejarah yang agung.
Dari Sabang sampai Merauke, terdengar nyanyian,
Merdeka, Merdeka, di seluruh penjuru tanah air,
Bersatu, bersama, meski beragam keyakinan,
Kita adalah bangsa, yang berdiri kokoh di sini.
78 tahun telah berlalu, kita pun tetap bersatu,
Merayakan prestasi, dan teruslah berjuang,
Bangsa yang besar, dengan hati yang tulus,
Untuk Indonesia yang lebih baik, terus bersemangatlah.
Merdeka! Merdeka! Tetaplah berkibarlah bendera,
Di langit biru, lambang kebesaran kita,
HUT RI yang ke-78, kita rayakan dengan bangga,
Indonesia, negeri tercinta, selamanya dalam hati kita.
Di balada angka 78, kita bersyukur dan merenung,
Sebuah perjalanan panjang, sebuah cerita yang sungguh mendalam,
Angka 78, penuh makna, dalam sejarah kita terpahat,
Tinggal lebih dari tujuh dekade, kebesaran negeri ini bercabang.
78 tahun, begitu banyak peristiwa bersejarah,
Puluhan tahun berlalu, kita lihat bagaimana kita tumbuh besar,
Dari masa penjajahan hingga kemerdekaan tercinta,
Bangsa yang tangguh, penuh semangat dan harapan.
Angka 78, bukan hanya tentang usia,
Lebih dari sekadar angka di kalender masa lalu,
Ini adalah cerminan tekad, semangat, dan harapan,
Untuk masa depan yang lebih baik, bagi generasi berikutnya.
Di usia 78, kita teruslah berjuang bersama,
Bangun negeri ini, dengan cinta dan kebersamaan,
Melangkah maju, meraih mimpi yang penuh arti,
Angka 78, adalah awal baru, bukan akhir dari perjalanan ini.