Suwardi setuju dengan perkataan Poniyah. Mereka berdua sewaktu kecil sering membantu orang tua mereka dalam berbagai hal tanpa merasa beban. Bekerja bersama di sawah, membantu menyusun hasil panen, atau membantu ibu-ibu memasak di dapur adalah kebahagiaan tersendiri bagi mereka.
Di sela-sela membantu orang tua, Suwardi dan Poniyah punya banyak waktu untuk bermain. Mereka berlari-larian di antara pohon-pohon besar, bermain layang-layang, dan mengejar-ngejaran. Setiap momen itu berharga, dan mereka tak pernah merasa bosan atau kesepian.
Sewaktu kecil tak jarang pula mereka menyusuri hutan dan mencari petualangan. Suwardi dan Poniyah gemar mendengarkan cerita-cerita mistis dari para tetua di desa. Mereka merasa penuh keajaiban dan keberanian saat menjelajahi dunia yang masih misterius bagi mereka.
Suwardi tumbuh menjadi anak yang ceria, pandai, dan penuh tanggung jawab. Dia menghargai masa kecilnya yang penuh kebahagiaan dan ketakutan dengan begitu banyak kenangan yang membekas. Suwardi dan Poniyah, dua sahabat masa kecil, tetap menjaga persahabatan mereka seiring berjalannya waktu, terus berbagi tawa, dan memori indah di masa kecil yang penuh dengan keceriaan dan petualangan yang tak terlupakan. Setelah mereka dewasa Suwardi menjadi Kepala Sekolah di Sepaku dan Poniyah menjadi Kepala Sekolah di Waru.
Â
Babulu, 20 Juli 2023
#Penadebu_Cerpen_ Rebung Ajaib Masa Kejayaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H