Oleh: Penadebu
Pagi ini jalanan terjal tanpa embun
Namun awan berarak di landainya bebatuan gunung
Aku rindu pada suara burung enggang
Dan sekawanan monyet tanpa ekor
Melompat riang menemani perjalanan rindu pagi
Jalan lembah yang berkelok-kelok
Menuntun langkahku dengan lembut
Lewat rintik hujan yang berdebar
Menyusuri rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi
Di atas sana terlihat gemerlap cahaya fatamorgana
Menari-nari dengan riang di langit pagi
Puncak yang selalu jadi impian
Kini semakin dekat, semakin terlihat jelas
Namun, jalan yang kudaki tidak mudah
Batu yang tajam menantang telapak kakiku
Dan angin yang bertiup kencang
Menerjang raga yang kian letih
Namun, semangatku terus berkobar
Menjadi penyemangat diriku yang lelah
Kini, kulihat tujuan sudah di depan mata
Puncak yang selalu kudamba
Lewat lembah yang berkelok-kelok
Kudaki puncak yang menjulang tinggi
Dan ku tersenyum bahagia
Merasakan kemenangan yang kudapatkan
Jalan lembah yang terjal dan berliku
Kini jadi bukti bahwa kegigihan takkan sia-sia
Puncak yang kudamba, kini jadi milikku
Karena aku tak pernah menyerah dalam perjalanan hidupku.
Babulu, 20 Maret 2023
#Penadebu_Puisi_Bebas_Balada_Pagi_Menyusur_Jalan_Sepi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H