Mohon tunggu...
Pena Berjalan
Pena Berjalan Mohon Tunggu... -

Lifetime Learner, Part-time: Writer, Blogger, Speaker, Creative Art, Host & Comedian. Penulis antologi #CUK (via: @nulisbuku) \r\n\r\nKlik my twitter and facebook. :))

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kaki di rambu buntu

16 Juli 2014   05:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:12 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


celoteh yang tidak samar

memucuk anggun daun telinga

kami,
waras pada bibit aspirasi

bukan monokotil sebuah pamrih

batang yang kalian tebang

terbaring tanpa sehelai benang

bukan mati, hanya menghormati

kalian yang terbising ulah, kami

mungkin,
kami kalian rasa mati

tapi tidak,
kalian salah menikam

tajamnya arit tak bisa membinasakan

sebab, akar kami berserabut luas

INGAT..!

jangan menilai kami dari penampilan

sebab,
hijau tak selalu baik di konsumsi

lihat,
kulit kami yang kering dan coklat

terbuang dari komunitas kalian, tim elite

.

ya,..

mereka, nestapa pada sebuah nafkah

klaim kami sebagai kompos sebuah kehidupan

benar,
sebuah kebebasan pada dahan tak berpohon

Salam,
Takzim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun