Mohon tunggu...
wfi
wfi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sirna

16 Desember 2015   23:23 Diperbarui: 16 Desember 2015   23:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bayanganmu hadir disetiap malamku

Belaianmu selalu menjadi kerinduanku

Senyummu menjadi iguanku

Tak ada hari paling indah kecuali memikirkanmu.

saat kau pergi aku seperti bunga di musim gugur

Aku kehilangan arah

Tak ada keindahan dalam rutinitasku

Fikiranku kosong dam hampa.

Sekian lama kita merajut kebersamaan

Bertahun-tahun kau temaniku

Dan dirimulah yang memberiku sejuta inspirasi

Namun, semua itu sirna saat kau ingin mengukir langit

Dan meninggalkan segala kenangan yang pernah kita rajut bersama.

Kopi hitam tanpa gula mungkin itu yang bisa mencerminkan hidupku

Tak ada keindahan di setiap putaran jam

Sirna sudah Rasa dan imajinasiku

Entah sampai kapan, aku bergelimpangan dengan keperihan ini

aku tak tahu apakah kau saat ini masih ingat tentang masa lalu kita

Atau malah kau telah mengubur dalam-dalam tentang cerita cinta yang pernah kita lalui

Semua harapan yang pernah kita dambakan sirna begitu saja.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun