Dari hal di atas, seolah-olah para pendukung offshore ini ingin menjadikan blok masela sebagai kelinci percobaan. Selanjutnya, Pembangunan secara merata sangat penting untuk kemajuan bangsa dimasa yang akan datang. Jangan lagi memperdulikan orang-orang atau bahkan para pejabat yang secara historis juga tidak pernah berpihak kepada rakyat, yang kemudian harus menjadi prioritas untuk di revolusi mentalnya. Pembangunan tentunya ditujukan untuk kepentingan khalayak, terutama di daerah daerah tertinggal.
Banyak sekali masyarakat yang datang ke pulau jawa untuk mencari pekerjaan, hal itu menggambarkan begitu minimnya lapangan pekerjaan ditempatnya berasal. Jadi jika presiden hari ini diklaim berasal dari Rahim rakyat, dalam memutuskan soal ini ‘blok masela’ presiden juga harus berdasarkan kepentingan rakyat, terkhusus di maluku.
Semua elemen masyarakat di Maluku mulai dari pemuda, akademisi, birokrat, dan tokoh Maluku mendukung pembangunan kilang di darat. Sangat mengherankan, ketika semua orang mendukung pembangunan di darat, tetapi Menteri ESDM seolah memiliki agenda sendiri. Sebagai pembantu presiden, menteri harusnya menjadi suporting. Jangan berlaku seolah menjadi presidenkata Dr. sujud Sirajuddin dalam diskusi terbatas tentang Blok Masela dan Kolonialisasi Abad 21 (26/02/16) di Jakarta. (sumber: Beritasatu.com).
Sampai tulisan ini terbit, saya belum lagi mendapatkan argumentasi yang menyangkal bahwa pembangunan kilang offshore lebih baik dari onshore. Bahkan terakhir berita yang saya dapat, Menteri SS sebagai Menteri yang menginginkan pembangunan kilang dilaut ditantang oleh DPR-RI untuk berdebat didepan publik dengan Menteri RR sebagai Menteri yang menginginkan pembangunan kilang didarat, namun menteri SS berkata, saya tidak akan berbicara lagi mengenai blok masela. Tulisan ini saya buat karena rasa penasaran saya soal Blok Masela, jangan sampai ketika kekayaan Alam Negeri ini di Eksploitasi, hanya segelintir orang atau bahkan warga asing yang menikmatinya seperti halnya Freeport di Papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H