Mohon tunggu...
WERDI SANTOSO
WERDI SANTOSO Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Putra Bangsa

Magister Manajemen Universitas Putra Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tips Etika dalam Komunikasi

5 Januari 2024   11:58 Diperbarui: 5 Januari 2024   12:07 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.studilmu.com/blogs/details/5-etika-berkomunikasi-yang-memperkuat-budaya-perusahaan

Sudah menjadi kodrat  Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, kita perlu senantiasa berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi menjadi poin penting di dalam segala bentuk hubungan, baik dengan keluarga, teman, hingga pekerjaan, baik secara langsung maupun menggunakan alat. Komunikasi adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari, untuk itu kita harus memikirkan etika saat berkomunikasi dengan lawan bicara kita agar terhindar dari perilaku buruk yang tidak diterima di lingkungan masyarakat sekitar kita. Sehingga kita akan dikenal sebagai orang yang sopan dan beradab serta disenangi banyak orang. Berikut  etika yang perlu kita perhatikan dalam berkomunikasi dengan lawan bicara kita:

  • Melihat keadaan lawan bicara

Saat berkomunikasi dengan lawan bicara, arahkan fokus sepenuhnya kepada orang tersebut. Tatap matanya dan dengarkan baik-baik kata-katanya. Tentu hal itu tidak berlaku kalau kamu sedang mengerjakan hal yang menuntut konsentrasi penuh, misalnya menyetir. Tapi secara umum, berbicara dengan orang lain tanpa benar-benar fokus kepadanya adalah tindakan yang tidak sopan.

Ketika lawan bicara Anda sedang bicara, biarkan dia bercerita tentang seluruh informasi yang ingin diberikan. Dengarkan secara seksama agar Anda mengerti apa maksud pembicaraannya. Jika lawan bicara sudah selesai berbicara, baru anda bisa mulai berkomunikasi lebih jauh dengannya.

Bagaimana jika saat berbicara dengan orang lain, gadgetmu berbunyi karena ada chat atau telepon masuk? Bisa jadi isi chat atau telepon itu penting, jadi sebaiknya memang kamu memeriksanya. Tapi jangan lupa meminta maaf lebih dulu kepada orang tersebut sebelum mengecek gadgetmu. Jika ternyata tidak urgent, simpan gadgetmu dan fokus kembali kepada pembicaraan kalian.

  • Jaga sikap tubuh agar tetap sopan

Saat berbicara dengan seseorang, kamu perlu memperhatikan sikap tubuh lawan bicara. Sikap tubuh bisa menunjukan pemikiran dan perasaan dari lawan bicara. Jika terdapat sikap yang kurang nyaman, lebih baik kamu skip dari hal yang sedang kamu bahas.

Kamu juga perlu memperhatikan sikap tubuhmu sendiri saat sedang berbicara pada seseorang. Tataplah mata lawan bicara sebagai tanda bahwa kamu tertarik dengan komunikasi yang terjadi. Tunjukkan senyuman, dan berekspresilah secara tepat.

  • Usahakan tidak mendominasi dalam percakapan

Dalam berkomunikasi tentunya mencakup dua hal, yaitu berbicara dan mendengarkan. Kita harus lebih menyeimbangkan dengan tidak terlalu banyak berbicara ataupun mengajukan pertanyaan kepada lawan bicara secara berlebihan atau lebih mendominasi, hal ini seakan tidak memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk berbicara.

  • Gunakan kata-kata yang dimengerti lawan bicara dan sesuai dengan konteks pembicaraan

Tujuan utama berbicara adalah untuk membuat lawan bicara mengerti apa yang sedang kita bicarakan. Untuk itu, diperlukan sikap saling memahami antara pembicara dan lawan bicaranya. Berbicaralah untuk hal-hal yang penting dan sekiranya mengenai hal yang benar-benar kedua saling memahami satu dengan yang lainnya. Sehingga arah pembicaraan menjadi lebih terarah.

  • Kontak mata dengan lawan bicara

Berbicara mengenai komunikasi, kontak mata adalah salah satu komponen penting. Pandangan mata saat berbicara atau mendengarkan orang lain merupakan unsur penting dalam sebuah komunikasi.

  • Berbicaralah dengan baik dan jujur

Supaya informasi bisa tersampaikan dengan baik, kamu harus bisa berbicara dengan baik. Secara teori, cara berbicara yang baik cukup sederhana. Kamu hanya perlu melafalkan kata-kata dengan jelas, berbicara tidak terlalu cepat atau lambat, intonasi yang lebih dinamis, memilih kata-kata yang sesuai, dll.

  • Menunjukkan sikap antusias dalam berbicara

Menunjukan sikap antusias itu pun perlu untuk dilakukan sebagai bentuk menghargai apa yang mereka bicarakan, walaupun mungkin saja apa yang mereka bicarakan sudah pernah kita dengar sebelumnya. Komunikasi 2 arah yang terjadi membutuhkan perhatian dari lawan bicara. Perlihatkan keseriusan dan antusiasme ketika berbicara atau ketika lawan bicara memberi respon pembicaraan dengan pendapat, saran ataupun kritik mereka. Hal itu akan membuat lawan bicara merasa dihargai dan bisa fokus sepenuhnya pada pembicaraan.

  • Tidak memotong pembicaraan orang lain

Saat mendengarkan, kamu sedang mencerna informasi yang disampaikan lawan bicara. Tanggapan yang kamu keluarkan nantinya sangat dipengaruhi oleh seberapa efektif kamu saat mendengarkan.

Kurangi kebiasaan memotong pembicaraan. Selain karena tidak sopan dan egois, hal tersebut bisa mengurangi dan menghambat dalam mencerna informasi secara utuh sehingga tidak bisa menanggapi dengan semestinya.

  • Berusaha untuk menghindari perdebatan

Dalam berbicara sering kali terjadi perdebatan yang kadang kala bisa memicu timbulnya rasa sakit hati satu dengan yang lainnya. Untuk itulah hindari perdebatan untuk menciptakan perdamaian antar sesama manusia. Sebaiknya ketika terjadi perbedaan pendapat selesaikan lah dengan cara bermusyawarah dan berbicara lah hati-hati dari hati ke hati agar perdebatan tidak akan terjadi.

  • Menghindari untuk membicarakan kejelekan orang lain

Sebagai makhluk sosial, sudah sewajarnya seorang manusia berkumpul dan berinteraksi dengan manusia lain di sekitarnya. Namun, sering kali manusia tersebut terlena saking asiknya mengobrol, justru membicarakan keburukan-keburukan orang lain.

  • Menjaga intonasi

Intonasi suara juga cukup berpengaruh, meskipun apa yang anda sampaikan kepada lawan bicara bertujuan baik namun jika intonasi suara anda tinggi tentu akan membuat salah paham lawan bicara anda sehingga membuatnya seolah-olah dipojokkan dan disalahkan. Selain itu penting bagi anda untuk menghindari nada-nada suara seolah memerintah.

Disamping itu, kurang beretika rasanya kalau kita berbicara dengan nada suara yang tinggi. Kecuali jika kita sedang membakar semangat para anak-anak muda untuk terjun ke medan perang. Dalam situasi yang biasa, aman dan tidak darurat, Sebaiknya nada suara kita tidak terlalu tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun