Mohon tunggu...
Danang Ambar Prabowo
Danang Ambar Prabowo Mohon Tunggu... -

Peneliti dan mahasiswa S3 bidang Fikologi (alga/ganggang) di University of the Ryukyus, Okinawa-Jepang.\r\n\r\nMemiliki minat pada fotografi, sejarah, studi Islam, sastra, sains dan menyukai travelling di sela-sela waktu luangnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu, Duhai Saudaraku...

16 Agustus 2013   11:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:14 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*Judul asli: Untukmu... yaa ayyuhal ikhwah... (Dengan beberapa editing kata)

Ingatkah engkau kawan, kisah Fir`aun nan durjana?

Zalim, kejam, mabuk kuasa.

Hingga sampailah sebuah ramalan suatu hari padanya

“Kelak kan datang seorang lelaki dari budak nan hina,

membebaskan bani Israil dari angkara murka,

menjadi musuh yang kan membinasakannya”

Takutlah sang Fir`aun hingga ia berkata pada pasukannya:

“bantai semua bayi laki-laki bani Israil tanpa tersisa!”

Takut dunia, harta, dan singgasana terampas darinya.

Darah membanjir beriring tangisan duka para bunda.

Sungguh tak terperi berat ujian melanda.

Namun rencana Allah yang lebih gempita,

Dihanyutkan oleh Nil, bayi Musa yang mulia

Hingga bersualah ia dengan permaisuri sang Raja

Diambil anak hingga ia tumbuh perkasa

Tak sadar Sang Fir`aun berkata:

“Lihatlah… kelak Musa kan menjadi raja”

Sungguh… kawan, Fir`aun tak pernah menyangka

Rencana Allah sungguh gegap gempita

Justru pada diri Musa-lah sosok yang ia takuti itu berada

Terkutuklah Fir`aun dan bala tentaranya

Dikembalikan semua kezaliman pada kaumnya

Dilaknat Allah hingga ia ditelan samudera

Dan Musa serta kaumnya… mereka tetap mulia bersama Rabb-nya.

Hai kawan… bukalah mata… lebarkan telinga

Di negeri Nil yang mahsyur dengan bahtera-bahteranya

Hari ini “Fir`aun” baru kembali bertakhta

Setelah ia rebut kursi Morsi sang Hafidz dengan paksa

Sungguh ia lebih kejam dari Fir`aun zamannya Musa

Jangankan bebayi lelaki yang kan ia bantai dengan tega

Lelaki-perempuan, tua-muda, kanak-kanak tak ada beda di matanya

Terbantai semuanya hingga darah-darah syuhada mengalir mengharumkan syurga

Hai kawan… tegakkan kepala… lihatlah mereka

Berbaris dalam shaf-shaf menjunjung Al Qur`an yang mulia

Tegak kokoh karena tahu pilihan hanya ada dua:

Syahid menuju syurga atau hidup dengan Islam yang mulia

Lihatlah kawan… ketika hari-hari terakhir ini ribuan dari mereka

Tumbang oleh peluru-peluru tajam rezim pendusta

Tubuhnya dibakar oleh api pasukan Fir`aun baru yang durjana

Kehormatannya terkoyak oleh birahi-birahi setan berwujud manusia

Dan dunia berpaling dari ini semua… terlena, terbuai, terduduk manja

Seolah tak terjadi apa-apa di negeri Nil di lembah para reraja

Bukti seperti apalagi yang engkau butuhkan hingga hatimu bisa mulai menjerit-jerit pilu terluka?

Karena hanya kutukan, kecaman dan geraman yang bisa bersuara dan berkata-kata

Karena hanya do`a-do`a yang bisa membahana

Sungguh lemah iman kami ya Rabbanaa…

Maafkan kami saudaraku… jika baru ini yang kami bisa

Meski malu kan tak terperi ketika di hari akhir kalian kan bertanya:

“Kemana engkau wahai sosok-sosok muslim nan perkasa?”

Tapi do`a dan harapan kami tak kan pernah sirna…

Layaknya kisah Nabi Musa… yang Allah selamatkan ia dari celaka

Terhanyut bersama Nil hingga ia bertemu dengan Fir`aun sang penguasa

Tumbuh cerdas, kuat, dan perkasa tanpa ada siapapun orang yang menyangka

Karena ialah yang kan membawa Fir`aun kepada binasa

Kami kan terus berdo`a… agar Allah segera kirimkan sosok “Musa-Musa” baru lainnya

Tuk gulingkan dan hancurkan “Fir`aun” baru yang zalim dan kejam ini dari dunia

Mari terus berdo`a kawan… mari terus memiliki harapan… bahwa Allah bersama saudara-saudara kita di negeri Nil nun jauh di sana… sebuah senandung tuk ikhwanul muslimin tercinta…

Allahumma ansur mujahidina fii Misr, wa fii filistin, wa fii syam, wa fii kulli makaan ya Robbal `alamin.

Dari Indonesia dengan cinta… teruntuk saudara kami di Mesir yang dirundung duka…

*Okinawa, 15 Agustus 2013 – DAP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun