Mohon tunggu...
Pembuat Tempe
Pembuat Tempe Mohon Tunggu... -

Nothing.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenai PKI dan Komunisme : Diskusi Dengan Mas Tengku

6 Oktober 2014   21:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:09 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, negara komunis hanya akan berhubungan dengan sesamanya dan mereka cenderung menutup diri pada negara lain. Karena itulah ada istilah Tirai Besi dan Tirai Bambu. Demikian juga dengan Korut. Namun, Korut pun membuat poros Pyongyang - Peking dan Pyongyang - Moskow. Sampai sekarang pun China akan mengambil sikap membela Korut apabila Amerika Serikat membantu Korsel sekalipun hanya menjual senjata atau latihan mitiler saja.

Setahu saya, Pembukaan UUD 45, atau Mukadimah/Preambule, diambil dari Piagam Jakarta dengan menghapus 7 kalimat syariah Islam. Jadi saya agak keberatan jika itu disebut atas jasa-jasa Soekarno semata. Bahwa ada andil Soekarno di dalamnya, ya. Bahwa ide-ide Soekarno dipengaruhi oleh Njoto, ya. Namun masih banyak Bapak-bapak Bangsa lain yang ikut menyumbangkan pikiran dalam penyusunannya. Kalau tidak salah ada 9 orang yang menyusun Piagam Jakarta, atau biasa disebut Panitia Sembilan-BPUPKI. Saya tak ingin membahas piagam ini, jadi tidak usah diperpanjang.

Ah iya Mas benar. Madilog. Materialistis Dialektis dan Logika. Maklumlah Mas, sudah puluhan tahun yang lalu saya membacanya. Itupun tidak sampai selesai.

Sekarang kita membahas Kang Marx yang menjadi Bapak Komunis sedunia. Marx sendiri seorang Yahudi dari kalangan elit, yang keluarganya beralih menjadi Protestan, agama tradisional di Jerman. Banyak orang memandang sulit sekali memahami teori dan filsafat Marx. Bahkan bagi Frederick Engel, yang adalah sidekick yang bersangkutan. Namun dalam pandangan saya, Marx adalah orang bingung, yang bahkan sama teorinya sendiri dia bingung. Dia pun sebenarnya mengalami depresi berat menghadapi kenyataan bahwa ia gagal dalam menerapkan teori-teorinya. Adalah Lenin yang kemudian dengan sukses mengejawantahkan teori Marx dalam praktek. Oleh karena itu kita tidak bisa melepaskan ajaran Lenin dari komunisme. Jadilah Marxisme-Leninisme sebagai dasar dari komunisme. Keberhasilan Revolusi Bolshevik tidak serta merta dengan mudah menerapkan teori ekonomi dan politik Marx. Yang ada kemudian malah mencontoh fasisme yang dalam propaganda selalu disebut sebagai musuh bebuyutan. Ini bisa dimengerti. Sepeninggal Lenin, Stalin yang stress berat ternyata tidak mudah memberi pengertian pada rakyat bahwa ini untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Akhirnya ia menjadi diktator dengan konsep stalinisme-nya. Mao, Ho Chi Min, Castro, Che semua menolak stalinisme, ketika mereka belum berkuasa. Begitu berkuasa, fasisme jugalah yang mereka pakai. Mengapa? Karena mereka lupa bahwa setiap kepala mempunyai sifat unik, setiap insan mempunyai pikiran, keinginan, cita-cita dan perasaan masing-masing. Itulah sebabnya saya berkeyakinan bahwa kemerdekaan individu adalah hal yang utama.

Ah ya satu lagi. To be honest mas, uraian Anda memang subyektif.

Demikian Mas.
Salam.

Jawaban 5:
Salam, nice.

Sekian dan terimakasih.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun