Perang dunia maupun perang-perang lainnya, apalagi perang melawan terorisme adalah ciptaan NWO/deep state. Terorisme diciptakan dan orang disuruh perang melawannya. Karena itu 'war against terrorism is a big lie kata prof Chossudovsky.
Tentu juga perang-perang di Timur Tengah, seperti Syria/Irak, Palestina dll. Dan juga 'perang' 1965, yang makan korban 3 juta jiwa itu, adalah akibat utama taktik pecah belah NASAKOM. Tentu orang-orang NASAKOM sendiri tidak sedar soal ini.
Nas-A-Kom muncul di Indonesia 100 tahun setelah manifesto komunis Marx. Â Agama dan terutama sekali nasionalisme adalah musuh bebuyutan komunisme. Marxisme diciptakan untuk melikwidasi gerakan nasionalisme Eropah pada zamannya. Karena itu taktik Nasakom memang briliant. Soekarno TERTIPU juga! Apakah ada yang tidak tertipu? Aidit?
Lenin jelas sedar seperti saya sebut sebelumnya. Tidak begitu yakin kalau Aidit dan mayoritas anggota PKI sedar soal penipuan berabad-abad ini. Disitulah hebatnya penipuan NWO ini atau 'deep state' dikenal namanya di AS sekarang.
Lebih dari 200 tahun berjalan penipuan dan pembohongan ini tidak tertelanjangi. Tetapi dengan hadirnya internet dengan aliran informasi dan pengetahuan bebas dari semua dan untuk semua, tidak ada lagi penipu yang tidak tertelanjangi atau bisa ditelanjangi. Pendapat seorang reporter kawakan dari AS bernama Jon Rappoport bilang:
"The ability of the press, in concert with versions of the Deep State, to twist and deform and undermine and reverse and fragment public perception, on every major story and issue, is basically substituting death for life. If the population is, on a daily basis, under the influence of such mind control, then what kind of breakthrough is possible? No breakthrough. None. The game is over." katanya, tetapi menambahkan  "Fortunately, through the Internet, that brainwashing is being shattered by independent media, piece by piece."  Wow, Kesimpulan indah dengan 'happy end' he he . .
Lihat disini: Why has the Deep State gone to war against Donald Trump? -- by Jon Rappoport
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H