Mohon tunggu...
Mursyid Al Haq
Mursyid Al Haq Mohon Tunggu... Penulis - Tahu diri tidak tahu

Memantikan api kesadaran

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Khatam Institute Gelar Kegiatan Lintas Agama Pada Bulan Ramadan

26 April 2022   06:02 Diperbarui: 26 April 2022   06:12 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Khazanah Intelektual Muslim kepanjangan dari Khatam Institute, adalah sebuah lembaga di bawah naungan Pondok Pesantren (Ponpes Khatamun Nabiyyin) yang punya kegiatan anti mainstream. Webinar Nasional Lintas Agama yang dikenal dengan SYIAR CINTA 7 merupakan kegiatan serial dari seminar lintas agama yang sudah secara konsisten dilaksanakan 7 tahun terakhir ini.

Pada Sabtu (23/04) kegiatan Webinar ini digelar melalui zoom meeting. Khatam Institute menginisisiasi kegiatan pada Bulan Ramadan guna merefleksikan lebih dalam terkait makna puasa secara lebih luas, termasuk pada tradisi puasa dalam praktik berbagai agama. Sehingga tema yang diangkat pada SYIAR CINTA 7 "Spirit Humanitas dalam Tradisi Puasa; Studi Komparatif Lintas Agama".

Penulis mendapatkan informasi bahwa Syiar Cinta adalah kegiatan yang oleh Khatam Institute telah diselenggarakan sejak Tahun 2015. Secara konsisten kegiatan ini mengangkat tema-tema unik, menarik, dan urgen terkait lintas agama seperti konsep kepemimpinan berasaskan cinta, altruisme, peran dan gerakan perempuan dalam berbagai agama, tafsir Pancasila berkaitan keesaan Tuhan, hingga tema yang berkaiatan dengan pelajaran penting dari para tokoh patriotisme pemuda dalam lintas agama.

Dalam kegiatan Syiar Cinta 7 ini, Direktur Eksekutif Khatam Institute (Andi Arifah) menjelaskan dalam sambutannya, memeluk agama dan melaksanakan ritus ibadah bagi pemeluknya telah ditegaskan dalam UUD 1945 tentang kebebasan dan kemerdekaannya. Hal ini menunjukkan pentingnya menjalankan ibadah berdasarkan tuntunan ajaran Tuhan Yang Maha Esa sebagai salah satu unsur pembentukan manusia berkualitas Pancasila di Indonesia. "Masih tidak banyak yang menyadari bahwa tradisi puasa ini juga dimiliki oleh agama selain Islam.

Manusia yang berpuasa idealnya memancarkan kesadaran humanitas bagi lingkungan sekitarnya. Secara hikmah, manfaat berpuasa tidak hanya berhenti pada tujuan kebaikan diri manusia sebagai individu, melainkan dapat memancar luas seperti cahaya menerangi sebagai kebenaran, keadilan, dan kebaikan secara sosial. 

Dalam rangka menyiarkan keagungan hikmah puasa dalam memberi andil solusi pada berbagai persoalan kemanusiaan, maka Syiar Cinta ke-7 (2022) kali ini Khazanah Intelektual Muslim (Khatam Institute) mengangkat tema terkait tradisi puasa." tambahnya.Disampaikan oleh Retno selaku Ketua Panitia Syiar Cinta 7, bahwa tujuan Webinar ini adalah untuk mempererat hubungan harmonis antar agama demi persatuan dalam NKRI dan menemukan bentuk gerakan bersama dalam membangun manusia religius Indonesia yang berkualitas Pancasila.

Kegiatan luar biasa ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan, lintas agama, madzhab, latar belakang instansi dan daerah di seluruh Indonesia.

Kegiatan yang dilaksakan dari pukul 08.30-12.00 WIB ini menghadirkan para tokoh dan narasumber yang kompeten dalam menguraikan tema terkait. Mewakili Kementerian Agama Republik Indonesia, Dr. KH. Adib, M.Ag (Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah) menyampaikan dukungan dan kebanggaan atas kegiatan Syiar Cinta ini.

"Tantangan yang sedang dihadapi oleh bangsa kita saat ini yaitu berupa maraknya isu yang mengancam kesatuan dan persatuan bangsa kita. Kalau kita tinjau dari pandangan humanisme, puasa adalah salah satu ibadah yang menonjolkan aspek humanisme yang luar biasa. Puasa adalah ibadah yang memiliki makna tidak hanya pada individu, tetapi juga makna sosial."

Acara dimoderatori langsung oleh Wakil Direktur Eksekutif Khatam Institute sekaligus Wakil Mudir Ma'had Aly Khatamun Nabiyyin yakni Muhammad Agus Salim, M.A. Adapun narasumber antara lain: Islam Nadirsyah Hosen atau yang biasa dikenal sebagai Gus Nadir, Hindu atau Sanatana Dharma yaitu Guruji Anand Krishna, Budha Bikkhu Dhammasubho Mahathera, Khonghucu Ws. Liem Liliany Lontoh, dan dari Kristen Yerry Pattinasarany.

Para Narasumber yang merupakan tokoh dari masing agama memaparkan materi terkait tema SYIAR CINTA 7 ini dengan sangat indah dan melengkapi satu sama lain dari persfektif agamanya. Dari penjelasan para tokoh menunjukkan bahwa terdapat nilai luhur dan agung serta keindahan dan keharmonisan sekaligus dari tradisi puasa. Dimana diungkapkan banyak makna dari menjalankan puasa antara lain melatih spiritualitas manusia agar tidak hanya bebermanfaat bagi pribadi dan keluaraga namun bagi sesama manusia sehingga dengan itu menjadi wasilah semakin dekat kepada Tuhan YME.

Yerry Pattinasarany menjelaskan bahwa Ramadhan adalah bulan cinta bukan hanya untuk agama Islam semata, namun juga untuk agama lainnya, dengan demikian tradisi puasa seharusnya dapat melahirkan persatuan antar umat sebangsa. "Dalam ajaran Kristen pra Pasca umumnya digelar puasa guna memberikan kesempatan dan momen untuk diri kedekatan lebih kepada Tuhan. Tuhan tidak bekerja hanya untuk diri sendiri, namun bagi banyak orang. Yesus Kristus dalam ajarannya: "kasihilah Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal Budi.

Kemudian kasihilah sesama manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri"" papar Yerry. Bhikku Dhammasubho Mahatera menerangkan soal dasar, makna dan ragam tata cara berpuasa pada pemeluk agama Budha. Ada  sedikitnya 5 kesaktian (ideologi nasional Pancasila, bahasa Indonesia, kebangsaan Indonesia, budaya nasional berupa kearifan lokal kita dan budaya spiritual) kearifan local salah satunya adalah puasa.

Dijelaskan Liem Liliany Lontoh  "Dalam ajaran Khonghucu, puasa dilihat pada bentuknya dapat dibagi menjadi 2 jenis, secara jasmani dan rohani. Dasar utama prisnsinya dalam melakukan puasa rohani yakni dengan memberikan batasan pada diri dengan kesusilaan. Dengan demikian berbagai hal positif dan baik dapat berkembang dalam pribadi. Tidak boleh puasa kehilangan makna akibat hilangnya kesungguhan umat dalam menunaikannya. Ritual ibadah yang multi makna yaitu puasa, tidak sekedar perintah Tuhan merupakan juga sarana penggemblengan diri yang disiplin".

Kata Puasa sebagaimana dijelaskan Anand Krishna berasal dari kata Upavasa yang memiliki arti tidak sebatas menahan diri pada fisik semata, namun juga menjaga dari Vasana (keinginan-keinginan yang berlebihan dan atau obsesi), agar selanjutnya dapat menjadi dekat diri ini kepada "Ada" yang sejati tiada lain Tuhan. Tokoh Islam Gus Nadir sebelum memulai penjelasnya mengawali dengan pernyataan "semua yang saya jelaskan tidak mewakili pemahaman Islam namun pemahamannya tentang ajaran Islam itu sendiri, beliau menerangkan terdapat 3 kebutuhan yang paling dasar bagi manusia. Yaitu makan, minum, dan seks. sesiapa yang dapat mengontrol tiga hal itu dengan melaksanakan puasa merekalah yang akan punya kemampuan mendekat pada Tuhannya.

Kitab Suci Al-Qur'an memberikan isyarat bahwa puasa merupakan ibadah yang diperintahkan sejak dahulu pada agama-agama terdahulu sebelum Islam, dengan demikian puasa merupakan sebuah ibadah tradisional, klasik, dan tua usianya di kehidupan ini. Anak cucu Adam telah Tuhan jadikan penguasa di bumi ini, karena memiliki daya merusak serta membangun. Dalam Alquran surah Al-Anbiya ayat lima belas dijelaskan, bumi dan seisinya hanya pantas diwariskan pada orang Saleh, yakni manusia yang tidak merusak daratan maupun di lautan.

Ritual klasik yang disyariatkan salah satunya puasa. Merupakan ritual tradisional untuk pewaris bumi yaitu orang-orang saleh pada zaman dahulu yang selalu melakukan ritual ini. Ketika kita berpuasa sejatinya kita telah menggabungkan diri kita ke dalam konteks sejarah kemanusiaan kita semua. 

Berlangsunya manusia dan peradaban ini ada pada tangan orang-orang yang dapat memaksimalkan potensi kemanusiaannya, bersamaan dengan terus berlatih mengendalikan tabiat buruk sehingga tidak melampaui batas. 

Bumi ini akan rusak jika kita manusia melampaui batas. Penafsiran yang mendasarkan cinta dan kasih "Bismillahirahmanirahim" adalah penafsiran agama yang paling hakiki. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun