Mohon tunggu...
Pelita
Pelita Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Writer

Hobi menuliskan sesuatu terkait bisnis, musik, sosial, alam dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Irwan Perwira, Pebisnis Sukses yang Dulunya Seorang Cleaning Service

20 Juli 2023   23:50 Diperbarui: 21 Juli 2023   14:10 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irwan Perwira (Dok. Irwan Perwira)

 

BANDUNG, JAWA BARAT. Irwan Perwira, sosok yang menginspirasi banyak pemuda di Indonesia. Bagaimana tidak, Irwan Perwira memulai yang karirnya dari Cleaning Service, kini telah menjelma menjadi pebisnis besar yang sukses dengan berbagai unit bisnis.

President Director PT. Meliala Perwira Mandiri itu  memiliki banyak cabang perhotelan di Indonesia, importir baju, distributor sarung, pemilik brand parfum Meliala, juga salah satu raja otomotif besar di Indonesia.

Lebih mencengangkan lagi, kesuksesannya tersebut diraihnya dari nol. Tidak seperti kebanyakan anak -- anak muda kaya yang memang mendapatkan privilege dari orang tuanya. Irwan Perwira yang hanya Diploma 1 ini harus bekerja keras di usia belasan tahun untuk mewujudkan cita -citanya.

Bukan hal  mudah untuk bisa mendapatkan kesuksesannya. Banyak suka dan duka yang harus dirasakannya.

 

Sempat Tak Ingin Kuliah

Ketika setelah lulus SMA, Irwan memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan selepas SMA karena orangtua tidak mampu untuk membiayai pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun sang kakak 'memaksanya' untuk melanjutkan pendidikan.

Karena didesak, akhirnya Ia menyetujuinya. Dan juga karena dijamin biayanya hingga selesai. Kuliahnya bukan S1 atau Sarjana, namun hanya D1 atau Diploma Satu.

Bersama Sandiaga Uno (Dok. Irwan Perwira)
Bersama Sandiaga Uno (Dok. Irwan Perwira)

Diploma 1 (satu) adalah program yang cukup singkat dengan skema pendidikan 6 (enam) bulan teori di kampus dan sisanya, 6 (enam) bulan magang di hotel.

Menurut anak ke-enam dari delapan bersaudara itu, pengalaman yang paling berharganya saat di perhotelan adalah ketika ditempatkan magang di Nirwana Gardens Resort Hotel di Bintan. Di sana, Ia memulai karirnya sebagai villa attendant, public area, room boy, laundry attendant hingga bellboy.

"Selama 6 (enam) bulan training, saya betul-betul belajar. Disamping belajar mengenai operasional hingga belajar Bahasa Inggris, Jepang bahkan Korea, sebab disana hampir 90% tamu-tamunya dari mancanegara, sehingga memudahkan saya untuk belajar sekaligus praktek berbicara" kenangnya.

Merantau ke Arab Saudi Demi Merubah Nasib

Usai kuliah, kesempatan untuk mengadu nasib di ibukota pun tiba. Irwan diterima bekerja sebagai Public Area Attendant di Mandarin Oriental Jakarta, Namun sayang, Ia  hanya bertahan 2 bulan karena mendapatkan kesempatan bekerja di luar negeri, tepatnya di Saudi Arabia.

"Dulu status saya di Mandarin Oriental sebagai tenaga outsourching, jadi, gaji hanya habis buat makan, untuk sewa kontrakan masih dibiayai orang tua" ungkapnya.

Bersama Dr. Zakir Naik (Dok. Irwan Perwira)
Bersama Dr. Zakir Naik (Dok. Irwan Perwira)

InterContinental Makkah -- Saudi Arabia adalah tempatnya bekerja. Waktu itu gajinya hanya setara dengan sekitar 1,7 juta rupiah saja.

Meskipun kecil, tapi Ia bersyukur bisa ke luar negeri. Seumur hidup itulah pertama kalinya ke luar negeri. Lagi pula, biaya makan, transportasi dan tempat tinggal sudah disediakan oleh perusahaannya.

Dan yang terpenting baginya adalah Makkah, kota yang semua umat muslim seluruh dunia memimpikannya untuk bisa ke sana. Ia pun bisa menunaikan ibadah umroh dan Haji.

Sekitar 4,5 tahun bekerja di InterContinental Makkah sebagai Room boy, hingga terakhir dipromosikan sebagai Concierge.

Tantangan Baru Bekerja di Kapal Pesiar USA

Tak mudah berpuas diri, Ia mencari tantangan baru. Usai  dari Arab, Ia beralih ke kapal pesiar. Prosesnya sangat panjang, hingga diterima bekerja di Carnival Cruise Line.

Ada cerita yang menarik adalah pada saat wawancara Visa USA. Sebab, waktu itu isunya kalau orang yang punya nama muslim atau pernah kerja di timur tengah kecil kemungkinan akan diberi visa.

Beruntung, Irwan mendapatkan visa. Dan beberapa minggu kemudian langsung berangkat ke Amerika, tepatnya Florida.

Di kapal pesiar itu, Ia berjumpa dengan ratusan karyawan dari 45 negara yang membuatnya semakin bertambah wawasannya dan semakin memahami karakter orang dari berbagai macam latar belakang.

 

General Manager Termuda

Selesai kontrak pertama di kapal pesiar, Irwan memutuskan untuk kembali ke tanah air. "Saya rasa pengalaman saya di luar negeri cukup, dan saya memutuskan untuk bekerja di Indonesia, walaupun gaji yang saya dapat jauh lebih kecil dari tempat saya bekerja di Amerika dulu"

Singkat cerita, Ia dipercaya untuk menjadi Assistant Cluster General Manager di Danau Toba. Tidak tanggung-tanggung, Irwan bertanggung jawab langsung kepada General Manager untuk operasioal 3 (tiga) hotel di Danau Toba dengan 182 kamar.

Jabatan General Manager di salah satu hotel berbintang di Medan, didapatnya saat usianya baru 26 tahun. Lalu berlanjut pindah ke hotel di Cilegon Banten, pindah lagi ke hotel di Sorong Papua.

Kenangan bersma Bapak Walikota Sorong dan Istri (Dok. Irwan Perwira)
Kenangan bersma Bapak Walikota Sorong dan Istri (Dok. Irwan Perwira)

Bahkan saat di Sorong, Irwan menjadi General Manager termuda se-Kota Sorong, saat itu usianya masih 29 tahun.

Jabatan penting lainnya yang pernah di raih adalah ketika menjabat sebagai Director of Rooms untuk Sahid Group dan General Manager di Rumah Kito Resort Jambi.

Ia pun pernah menjabat sebagai Ketua Umum Indonesian Room Division Management, anggota dari Indonesian Hotel General Manager, dan beberapa organisasi-organisasi yang ada kaitannya dengan pariwisata dan perhotelan.

Menjadi Pebisnis Akibat Pandemi Covid-19

Musibah dunia berupa Covid-19 menghantam hebat hampir semua lini kehidupan, termauk di bisnis perhotelan. Sudah barang tentu, Irwan pun sangat terdampak oleh keadaan tersebut.

Posisi terakhir bekerja sebagai Sales Manager di Voco Hotel Saudi Arabia dengan jumlah kamar 4328 kamar.

Ia mengisahkan bahwa saat pandemi Covid-19, banyak hotel yang tutup.."Di situlah saya lihat peluang untuk menawarkan opsi sewa kelola hotel dan juga sebagai operator hotel tanpa signing fee, tanpa manajemen fee" jelasnya.

Jadilah, bisnis pertamanya adalah sewa kelola hotel.

Setelah itu, lanjut bisnis jual beli mobil bekas dan mobil antik, menjadi importir baju, distributor sarung serta bisnis parfum dengan brand Meilala.

"Yang dicapai dalam berbagai bisnis tersebut bisa bantu banyak rekan rekan bekerja" ujarnya penuh bangga. (Plt)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun