CILACAP, JAWA TENGAH. Eks pabrik pemintalan benang PT. Industri Sandang Negara atau PT. ISN, Tbk yang bertempat di Jalan Kyai Kendil Wesi, Kota Cilacap, Jawa Tengah pada 27 Mei lalu mendadak ramai. Padahal, biasanya sangat sepi. Malum, pabrik tersebut telah bertahun-tahun tidak beroperasi.
Ternyata, yang bikin ramai itu karena ada event keren bertajuk "Peken Banyumasan Tjilatjap Edition -- Tjakrawerdana 1". Kegiatan yang mengusung ide "Ekosistem Cilacap Kreatif" berbagai sektor dengan tema terpilih yakni mengkolaborasi antara "Heritage -- Art -- Pop" yang saling menguatkan.
Komposisi yang sangat pas antara tema dan tempatnya. Panitia sangat jeli dalam melihat, mengolah dan menampilkan acara perdana yang direncanakan akan berkelanjutan tersebut.
Bangunan lama sebagai tempat historycal site iconic Cilacap yang dalam sejarahnya langsung diresmikan oleh Presiden pertama Ir. Soekarno di tahun 1963 sebagai pabrik pemintalan benang terbesar se-Asia Tenggara di masanya.
Lokasi acara merupakan bangunan eks pabrik pemintalan benang yang diresmikan oleh Presiden Ir. Sukarno pada tanggal 24 September 1963. Pada masanya, merupakan pabrik pemintalan benang terbesar di se-Asia Tenggara. Tentu vibes-nya klasik, membawa siapapun masuk ke lorong waktu yang lampau.
Beragam Konten
Event yang berlangsung seharian itu memiliki beberapa program, ada Discovery, Cilacap Experience & Exhibition, Local Artisan Market, B.Y.O.T (Bring Your Own Tjilatjapan), Tjilatjap Coffee Connection, Cilacap Culiner Taste dan lain sebagainya.
Kolaborasi kegiatan itu melibatkan berbagai lintas sektor kreatif, di antaranya dari tema Heritage (Discovery) ada Mlampah Sareng dan Tjilatjap History.
Tema Art (Experience & Exhibition) dan Worshop Melukis untuk anak -anak bersama Ruang Seni Cilacap & Komunitas Belajar Semesta Alam, Art Exhibition bersama Visi Visual, Pentas Tari oleh Atarti (Anak Tari SMA Negeri 3) dan siswa SD 4 Mertasinga, Live Melukis bersama Hani Santana, Art Instalation oleh Creafo.
Turut tampil pula komunitas Jejak Jelantah, Ecobric, dan Workshop Berkain bersama Shinta (Duta wisata Cilacap 2022) dan Batik Rajasamas Maos.
Tema Pop (Local Market & Local Maker) kelompok kuliner ada Susu Ibu Negara, Djajankoe, Catering Sehat Time, Nyong Dimsum, Manisin, Grek, Bosteak, Koenka Donat 22, Kajiki, Cheeria, Marta Bakery, Besek Mamake.
Kelompok Craft ada Nyong Eco Print, Elforia, Henvinwoodcraft, Talijiwa Macrame, Jellyfish, Dapur Nostalgia, Mikon Craft. Kelompok Fashion ada Batik Rajamas Maos.
Kelompok Hobbies & plat ada Video Threesixty dan Klub Literasi Cilacap, serta Kelompok Community ada Komunitas Motor Black Hole Squad. Tjilatjap Coffee Connection ada Kopi Home, Kopi Ontel, Kopi Sero, Kopi Suren dan Kopi Lanang.
Selanjutnya dari Kelompok Pemerintah Daerah dengan mengundang unsur kedinasan dari BAPPEDA, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Dinas Pendidikuan dan Kebudayaan, dan DPKUKM.
Sebagai penyempurna, panitia menghidangkan Cilacap Culinary Taste seperti mendoan, jamu, dan gembus.
Awal Mula
Event tersebut tercetus dalam pertemuan antara Dosen ITT Telkom Purwokerto Gilang Ramadhan (Advisor), Romi Angger Hidayat (Creative Director), Donie Hulalata (Operational Manager), Akademisi Politeknik Negeri Cilacap (PNC) yaitu Afrizal Abdi Musyafiq (Project Manager) dan Heru Santoso (Penanggung jawab PT. Industri Sandang Nusantara).
Mas Gram, saapan akrab Gilang Ramadhan, yang sudah berhasil membawa  Peken Banyumasan berjalan dan berhasil membentuk ekosistem secara organik, alami, tanpa tekanan manapun di Kabupaten Banyumas, ingin memberikan dampak yang lebih luas di sekitar Eks. Karsidenan Barlingmascakeb.
Terpilihlah Kabupaten Cilacap yang mempunyai sejarah panjang, tempat serta bangunan -- bangunan warisan budaya. Tentu diperlukan tim putra daerah Cilacap yang mempunyai semangat yang sama untuk membuat kegiatan yang sama, selaras, seimbang, dan berkualitas dengan Peken Banyumasan atau kegiatan lain yang pernah diusung dibuatnya.
Romi Angger Hidayat, sang creative director mengatakan bahwa cultural space, menjawab perasaan hati, public sekarang dan akan datang. Dan cultural space menjadi ruang bagi lokal maker, jenama dan ekosistem kreatif. Sebuah ruang ria yang memberdayakan.
"Saya yakin ekosistem kreatif akan kuat karena kota yang baik keberpihakannya, kamu yakin juga ya?" tutur brand activist yang biasa dipanggil Bang Jabran.
Extra ordinary! (Plt)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H