Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Humor

Humor | Perokok

4 Juni 2020   13:02 Diperbarui: 4 Juni 2020   12:51 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Marcella sangat kesal dengan kelakuan Fandi, suaminya yang tidak berubah-ubah. Sudah diperingatkan berapa kali, Fandi tetap tidak bisa menghilangkan kebiasaan merokoknya.

Bahkan hobi merokok Fandi boleh dibilang sangat boros. Satu hari bisa menghabiskan dua bungkus rokok. Keruan saja Marcella, sempat uring-uringan karena di masa pandemi covid-19, bukannya mulut dan hidung ditutup masker, ini Fandi malah mulut tetap menghisap rokok, dan mengeluarkan asap dari hidung.

Puntung rokok juga dibuang sembarangan oleh Fandi. Hampir setiap sudut rumah ada bekas abu dan puntung rokok. Itu sangat mengesalkan Marcella karena tiap waktu harus bebersih terus.

Hobi merokok Fandi yang tidak bisa dihentikan, membuat Marcela jadi perokok pasif. Dia sering sesak napas. Tidak jarang juga batuk-batuk akibat asap rokok yang dihembuskan Fandi.

Khawatir akan kesehatan suaminya dan takut perilaku merokok ditiru Randy, anaknya, Marcella akhirnya menasehat Fandi. Biar nasihatnya lebih dipercaya, Marcella membekali diri dengan hasil riset yang dibacanya dari media sosial.

Kebetulan Fandi lagi duduk-duduk santai sambil merokok. Marcella langsung mendekati, namun tetap menjaga jarak agar tidak terlalu banyak menghisap asap rokok yang dikeluarkan Fandi.

Didekati oleh istrinya, Fandi langsung tahu diri. Dia kemudian buru-buru mematikan rokok. Batang rokok yang baru dihisap setengah, langsung digosok-gosokan ke dasar asbak.

Marcella: Pah, mau tahu nggak hasil terbaru tentang riset seorang perokok dengan bukan perokok.

Fandi: Pasti yang perokok gampang kena penyakit.

Marcella: Dengerin dulu. Ini hasilnya sangat mengejutkan loh, Pah.

Fandi: Memang apanya yang mengejutkan?

Marcella: Ternyata, kasihan loh, Pah. Orang yang tidak merokok, pada usia 75 tahun, kalau berjalan cenderung bongkok.

Fandi: Terus bagaimana dengan kondisi seorang perokok di usia yang sama?

Marcella: Ya, enggak bongkok lah.

Fandi: Kalau gitu, Papah mau terusin aja hobi merokok ini.

Marcella: Iya Pah, perokok sih badannya tidak bongkok. Tetap lurus. Bahkan susah dibongkokan. Soalnya sudah lurus ditidurkan di keranda jenazah.

Fandi: Maksudnya sudah meninggal?

Marcella: Ya ngerti sendiri ajalah.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun