ziarah ke makam. Sejak dari kecil memang dikenalkan tradisi ziarah ke makam, setelah silaturahmi ke sanak saudara. Di pemakaman selain ikut memanjatkan doa, paling senang mencari bunga kamboja.
Hari Raya Idul Fitri identik denganMengapa anak-anak sampai tertarik mencari bunga kamboja? Ini erat kaitannya denan cerita turun-temurun dari orangtua. Cerita yang sampai sekarang terus berkembang itu, menyebutkan jika menemukan bunga kamboja dengan kelopak mahkotanya berjumlah empat atau enam maka akan mendapatkan rezeki.
Namanya juga anak-anak, mendengar akan dapat rezeki langsung saja bersemangat mencari bunga kamboja yang memiliki kelopak mahkota yang berjumlah empat atau enam. Apakah pencarian itu akan menemukan hasil? Tentu saja tidak! Sejatinya kelopak mahkota bunga kamboja lazimnya berjumlah lima. Tidak ada yang empat atau enam.
Ini mungkin trik orangtua zaman dulu, agar anak-anak tidak jenuh atau bete ketika diajak ke pemakaman. Bagi anak-anak bisa saja enggan diajak ke pemakaman, karena takut melihat banyak kuburan. Padahal orangtua saat Idul Fitri tiba, berupaya mengajarkan tradisi agar anak-anak juga bisa melanjutkan ziarah kubur kalau kelak dewasa nanti.
Saya pun melakukan hal sama kepada anak-anak kalau melakukan ziarah ke pemakaman. Anak-anak diberi challenge untuk mencari bunga kamboja yang memiliki kelopak mahkota berjumlah empat atau enam. Tapi dasar anak-anak zaman sekarang, cara berpikirnya cerdas.
Saat mendapatkan bunga kamboja, maka salah satu kelopak mahkotanya dipotong, jadi yang tersisa tingal empat. Lantas bunga tersebut ditunjukan kepada saya, seraya berkata sebentar lagi bakal dapat rezeki terima angpao THR. Ada-ada saja ulah anak zaman sekarang.
Menghilangkan mitos menyeramkan
Challenge mencari bunga kamboja dengan kelopak mahkota berjumlah empat atau enam, sebenarnya sebagai upaya menghilangkan mitos yang menyeramkan seputar bunga kamboja. Keberadaan bunga kamboja yang lebih banyak ditemukan di pemakaman, menambah kesan yang menyeramkan pada bunga tersebut.
Padahal bunga kamboja yang berasal dari Amerika Tengah itu menampilkan kesan yang cantik. Aromanya sangat harum. Pohonnya sangat meneduhkan. Jadi bukan tidak mungkin, zaman dulu orang sengaja menanam bunga kamboja di pemakaman, justru untuk menghilangkan kesan menakutkan di jajaran kuburan. Bukan sebaliknya, bunga kamboja memberi kesan menakutkan.
Banyak fungsi dari bunga kamboja yang berada di pemakaman. Daunnya yang rimbun bisa membuat lokasi di sekitarnya jadi teduh dan membuat nyaman orang yang hendak berziarah. Aroma bunganya yang harum, memberikan rasa kerasan kepada orang yang berada di bawahnya.
Cerita angker pohon kamboja sebenarnya terpatahkan dengan beberapa kenyataan. Masyarakat Cina dan Korea, sudah biasa berburu bunga kamboja. Bunga tersebut lantas dikeringkan dan dijadikan seduhan air teh. Jadi bunga kamboja menghasilkan sesuatu yang berharga.
Tradisi di Bali pun, menempatkan bunga kamboja menjadi sesuatu yang berharga. Bunga tersebut tidak dijauhi, justru menjadi hiasan yang indah karena ditempatkan di telinga.
Mendatangkan roh jahat?
Namun, sebagian masyarakat di Pulau Jawa, masih banyak yang melakukan pantangan menanam pohon kamboja di pekarangan rumah. Pohon tersebut masih dianggap lebih pantas berada di pemakaman. Menurut cerita yang berkembang, pohon kamboja bisa mendatangkan roh jahat.
Hanya saja, pantangan tersebut mulai terkikis dengan banyaknya masyarakat memelihara pohon kamboja dalam bentuk lain. Bunga kamboja sekarang banyak bermekaran dan tumbuh di pot-pot kecil. Disimpan di depan rumah. Bahkan sempat booming memelihara pohon kamboja di pot karena harganya pernah melambung.
Saya pun makin yakin, lambat laun bunga kamboja bukan hal yang menakutkan lagi. Ini dengan kenyataaan yang terjadi di lapangan. Jika zaman dulu tiap Idul Fitri berziarah ke pemakaman dan banyak menemukan bunga kamboja berjatuhan, sekarang sudah tidak ada lagi bunga kamboja ditemukan di tanah.
Apakah menghilang karena hal ghaib? Oh tidak. Bunga-bunga kamboja yang berjatuhan, langsung dipunguti oleh sejumlah warga. Jangan harap kita bisa menemukan bunga kamboja berjatuhan di tanah. Ternyata sekarang bunga kamboja punya nilai jual.
Warga yang berburu bunga kamboja itu, lantas mengeringkanya. Harga jual bunga kamboja kering bisa mencapai Rp 10.000,00/kilogram. Ada penampung yang akan membelinya. Konon bunga kamboja yang kering di Indonesia, akan dijadikan bahan baku produk pengusir nyamuk.
Jadi masih takut dengan bunga kamboja? Ya janganlah! (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H