Namun ada beberapa warga yang mengajukan usulan unik. Mereka merencanakan pelaksanaan salat Idul Fitri di jalan masing-masing RT.
Usulan itu untuk menyiasati, pelaksanaan salat Idul Fitri tetap bisa digelar, tapi kegiatannya tidak terlalu mencolok karena di lingkup RT. Pesertanya hanya warga satu RT, jadi cuma sedikit dan tidak kelihatan ada penumpukan massa.
seorang warga di perumahan Keadilan, Bapak Aep Sutia menuturkan, memang ada beberapa warga yang mengusulkan salat Idul Fitri cukup dilaksanakan di lingkup RT saja. Jadi pesertanya tidak terlalu banyak. Cuma kendalanya, susah mencari orang yang mau jadi khotib sekaligus imam salat Idul Fitri.
"Yang bisa menjadi imam salat mungkin banyak. Cuma mereka semuanya tidak terbiasa menjadi khotib. Ini belum ketemu jalan keluarnya. Tapi kalau memang susah mencari khotib, terpaksa usulan salat Idul Fitri di tingkat RT juga bakal dibatalkan," ucap Bapak Aep.
Saya dan keluarga mengikuti suara terbanyak warga saja. Kalau di tingkat RT akan digelar salat Idul Fitri saya senang dan akan mengikutinya. Tapi, kalaupun salat Idul Fitri tidak digelar secara massal, itu tidak menjadi masalah.
Mungkin melaksanakan salat Idul Fitri tahun ini akan lebih aman di rumah masing-masing. Selain mengikuti anjuran dari pemerintah untuk menghindari dulu penumpukan massa, salat di rumah juga tidak mengurangi makna dari Idul Fitri itu sendiri. Terpenting dalam menyambut Idul Fitri, kita kembali dalam keadaan suci. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H