PSBB) di Provinsi Jawa Barat harusnya berakhir 19 Mei 2020. Namun ada beberapa kota dan kabupaten yang mengajukan perpanjangan waktu PSBB, terkait masih banyaknya penyebaran virus corona.
Pembatasan Sosial Berskali Besar (Kota Bandung yang sebenarnya sudah menjadi daerah kuning dan ada kelonggaran, mau tidak mau mengikuti masa perpanjangan PSBB. Dampak di lapangan, beberapa wilayah yang semula merencanakan salat Idul Fitri di lapangan akhirnya mengurungkannya.
Masjid-masjid besar di perumahan Riung Bandung Kota Bandung pun sudah memastikan tidak menggelar salat Idul Fitri. Pengurus masjid sudah memberi imbauan kepada warga, bisa melaksanakan salat Idul Fitri di rumah masing-masing.
Pengurus Masjid Al Badriyah, Baiturrahim, Baiturrahmi, dan Al Kautsar hari ini tidak melakukan persiapan untuk menggelar salat Idul Fitri esok hari. Cuma ada aktivitas penerimaan zakat fitrah saja yang dilakukan para remaja masjid.
Padahal, tahun-tahun sebelumnya, satu hari menjelang Idul Fitri para pengurus masjid tersebut sibuk berbenah, membereskan dan membersihkan halaman masjid dan sepanjang jalan yang akan digunakan salat Idul Fitri.
Mereka melakukan pengecatan sebagai batas shaf salat agar terlihat rapi dan lurus. Selain itu, membedakan tempat jemaah laki-laki dan jemaah perempuan.
"Pengurus masjid sudah memastikan besok tidak menggelar salat Idul Fitri. Makanya kami, saat ini tidak melakukan persiapan apa pun. Semua warga sudah diimbau bisa melaksanakan salat Idul Fitri di rumah masing-masing," kata Bapak Ahab Sulendra, seorang pengurus Masjid Al Badriyah.
Warga langsung kecewa
Semula beberapa warga sudah optimistis bisa melaksanakan salat Idul Fitri di lapangan, mengingatkan PSBB di Kota Bandung berakhir 19 Mei 2020. Namun setelah ada pengumuman masa PSBB diperpanjang, mereka langsung kecewa karena otomatis salat Idul Fitri yang bisa mendatangkan pengumpulan massa pasti dibatalkan.
"Ada-ada saja pemerintah ini. Waktu penetapan PSBB terus saja diperpanjang. Nggak jelas kapan waktunya berakhir. Eh, sekarang kejadian. Warga tidak bisa melaksanakan salat Idul Fitri di lapangan, gara-gara PSBB diperpanjang lagi," ujar Bapak Edy Supriadi, seorang warga perumahan Riung Bandung.
Namun ada beberapa warga yang mengajukan usulan unik. Mereka merencanakan pelaksanaan salat Idul Fitri di jalan masing-masing RT.
Usulan itu untuk menyiasati, pelaksanaan salat Idul Fitri tetap bisa digelar, tapi kegiatannya tidak terlalu mencolok karena di lingkup RT. Pesertanya hanya warga satu RT, jadi cuma sedikit dan tidak kelihatan ada penumpukan massa.
seorang warga di perumahan Keadilan, Bapak Aep Sutia menuturkan, memang ada beberapa warga yang mengusulkan salat Idul Fitri cukup dilaksanakan di lingkup RT saja. Jadi pesertanya tidak terlalu banyak. Cuma kendalanya, susah mencari orang yang mau jadi khotib sekaligus imam salat Idul Fitri.
"Yang bisa menjadi imam salat mungkin banyak. Cuma mereka semuanya tidak terbiasa menjadi khotib. Ini belum ketemu jalan keluarnya. Tapi kalau memang susah mencari khotib, terpaksa usulan salat Idul Fitri di tingkat RT juga bakal dibatalkan," ucap Bapak Aep.
Saya dan keluarga mengikuti suara terbanyak warga saja. Kalau di tingkat RT akan digelar salat Idul Fitri saya senang dan akan mengikutinya. Tapi, kalaupun salat Idul Fitri tidak digelar secara massal, itu tidak menjadi masalah.
Mungkin melaksanakan salat Idul Fitri tahun ini akan lebih aman di rumah masing-masing. Selain mengikuti anjuran dari pemerintah untuk menghindari dulu penumpukan massa, salat di rumah juga tidak mengurangi makna dari Idul Fitri itu sendiri. Terpenting dalam menyambut Idul Fitri, kita kembali dalam keadaan suci. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H