Perilaku belanja online kini sudah memasyarakat. Belanja online sudah bukan barang asing lagi. Bahkan pelakunya setiap tahu menunjukkan grafik meningkat. Belanja online pun sekarang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Kebutuhan apa pun kini dengan mudah didapatkan dengan belanja online. Sebagian msyarakat menganggap belanja online lebih praktis. Tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk datang ke lokasi belanja. Belakangan juga berkembang tafsiran kalau belanja online bisa menghemat biaya.
Suasana sekarang, yang menganjurkan masyarakat agar stay at home, makin memungkinkan penjualan online bertamah. Masyarakat yang tidak bisa bepergian akhirnya banyak melakukan pesanan barang secara online. Dengan belanja online, masyarakat bisa meminimalisasi dari risiko penularan virus corona.
Di sisi lain, para pedagang konvensional tidak mampu membendung kemajuan zaman. Mau tidak mau mereka harus mengikuti era teknologi digital. Termasuk para pedagang di pasar tradisional, saat pandemi covid-19 belum mereda, akhirnya beralih melayani transaksi online juga.
Lantas bagaimana kaitannya dengan tradisi masyarakat menjelang Lebaran, yang sering belanja kado atau parcel? Kemungkinannya, perilaku belanja online akan terus berlanjut. Banyak tawaran-tawaran menarik untuk kado Lebaran yang dijual secara online.
Mulai dari tawaran barang lebih berkualitas, harga sangat terjangkau, sampai pelayanan antar ke rumah pemesan. Bahkan pemesan/pembeli bisa minta bantuan pedagang online, agar mengantarkan barang yang dibeli, langsung ke rumah penerima kado. Artinya di sini, pembeli/pemberi kado, tidak perlu datang atau kontak fisik langsung dengan penerima.
Bisa menghemat
Seorang pengusaha, Sulastiono menuturkan, sebelum wabah corona melanda dan memaksa dirinya diam di rumah, dia sudah terbiasa belanja online. Segala keperluan banyak didapatkan dari belanja online. Lumayan bisa menghemat waktu dan tidak perlu repot. Barang dipesan, transfer uang, langsung sampai di rumah.
Rencana belanja online pun akan dilanjutkan dalam rangka membeli kado untuk para karyawannya. Sulastiono setiap tahun memang menjalankan tradisi memberikan parcel. Dia membeli sejumlah kebutuhan pokok kemudian dipak (dikemas) dalam kardus dan diserahkan ke sejumlah karyawan.
"Tahun ini, kayanya saya tidak perlu repot-repot belanja, kemudian mengemas beberapa barang dan mengirimkan ke rumah karyawan. Banyak kok, tawaran penjualan parcel yang transaksinya bisa lewat online. Kita juga bisa minta tolong ke pedagang online, agar pesanan saya bisa dikirim langsung ke penerima parcel," ucap Sulastiono.
Namun, berkembangnya belanja online, tidak serta merta mematikan transaksi penjualan konvensional (offline). Di beberapa toko, yang menyediakan penjualan parcel, masih banyak terjadi transaksi secara offline. Mereka yang datang langsung ke toko, beralasan belanja offline lebih puas.
Seperti dikatakan, Rahmat, dia senang belanja offline karena bisa langsung melihat barangnya. Menurut Rahmat, banyak pedagang online yang kadang manis di penawaran. Namun ketika barang datang, kualitasnya sering tidak sesuai dengan yang dipromosikan.
"Jadi banyak kecewanya kalau belanja online. Makanya saya kembali lagi belanja offline untuk pembelian parcel Lebaran. Apalagi parcel yang dibeli untuk orang. Jadi harus disesuaikan dulu, dengan anggaran yang ada, bagaimana barang yang dibeli, dan kira-kira cocok tidak dengan kebutuhan penerima parcel," kata Rahmat yang tahun ini rencananya membeli 10 parcel untuk rekanannya.
Masih banyaknya masyarakat yang belanja secara offline untuk kebutuhan pembelian kado Lebaran, diakui juga oleh, Linlin seorang pedagang parcel. Menurut Linlin, beberapa pembeli lebih senang datang langsung ke tokonya, pertama ingin mencari harga yang cocok. Kemudian mereka bisa melihat bagaimana barang yang dibeli apakah sesuai dengan harga.
"Ada kepuasan lebih dari pembeli yang datang langsung. Mereka bisa tanya-tanya dulu dan melihat langsung fisik barang yang akan dibelinya. Pilihan parcel di sini banyak modelnya, jenis barangnya, dan varian harganya. Kalau soal minta antar agar bisa dikirim oleh penerima kado, di sini juga ada layanan semacam itu," ujar Linlin.
Nah sekarang sudah tahu gambaran bagaimana belanja kado Lebaran dengan cara online dan offline. Teman-teman mau pilih yang mana? Kalau saya sih berharap ada yang mengirim kado/parcel Lebaran. He he he...(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H