Seperti dikatakan, Rahmat, dia senang belanja offline karena bisa langsung melihat barangnya. Menurut Rahmat, banyak pedagang online yang kadang manis di penawaran. Namun ketika barang datang, kualitasnya sering tidak sesuai dengan yang dipromosikan.
"Jadi banyak kecewanya kalau belanja online. Makanya saya kembali lagi belanja offline untuk pembelian parcel Lebaran. Apalagi parcel yang dibeli untuk orang. Jadi harus disesuaikan dulu, dengan anggaran yang ada, bagaimana barang yang dibeli, dan kira-kira cocok tidak dengan kebutuhan penerima parcel," kata Rahmat yang tahun ini rencananya membeli 10 parcel untuk rekanannya.
Masih banyaknya masyarakat yang belanja secara offline untuk kebutuhan pembelian kado Lebaran, diakui juga oleh, Linlin seorang pedagang parcel. Menurut Linlin, beberapa pembeli lebih senang datang langsung ke tokonya, pertama ingin mencari harga yang cocok. Kemudian mereka bisa melihat bagaimana barang yang dibeli apakah sesuai dengan harga.
"Ada kepuasan lebih dari pembeli yang datang langsung. Mereka bisa tanya-tanya dulu dan melihat langsung fisik barang yang akan dibelinya. Pilihan parcel di sini banyak modelnya, jenis barangnya, dan varian harganya. Kalau soal minta antar agar bisa dikirim oleh penerima kado, di sini juga ada layanan semacam itu," ujar Linlin.
Nah sekarang sudah tahu gambaran bagaimana belanja kado Lebaran dengan cara online dan offline. Teman-teman mau pilih yang mana? Kalau saya sih berharap ada yang mengirim kado/parcel Lebaran. He he he...(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H