Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kangen Sahur Bersama di Perumahan Villa Intan I Cirebon

24 April 2020   14:31 Diperbarui: 24 April 2020   14:39 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sahur bersama.(foto: Darullah/Tribun Timur)

Tidak terasa sudah masuk Bulan Ramadhan lagi. Semalam sahur pertama. Terasa nikmat dengan hidangan menu buatan istri. Ada sayur sop. Daging sapi yang dibuat teriyaki. Dan tidak ketinggalan goreng tempe.

Saat makan sahur, teringat kehidupan waktu saat masih tinggal di Cirebon. Saat tahun 2004 meninggalkan Kota Cirebon, dan pindah kerja ke Bandung. Semua keluarga diboyong ke Kota Kembang. Sudah 16 tahun berpisah dengan tetangga-tetangga di kompleks perumahan Villa Intan I Desa Jadimulya Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon.

Walau sudah lama berpisah, kontak dengan para tetangga di sana tidak terputus. Komunikasi tetap jalan. Tidak hanya saling menyampaikan informasi kesehatan, tapi juga diselingi berbagai candaan.

Warga perumahan Villa Intan I juga selalu mengupdate kegiatan keagamaan kepada saya. Terutama tentang kegiatan yang diagendakan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Darul Quran. Dulu saya sempat memegang jabatan sekretaris DKM, saat masjid tersebut masih bernama Al Ambiya. Setelah kegiatan DKM semakin maju kemudian ada usulan untuk mengganti nama masjid menjadi Darul Quran.

Penggantian nama masjid seiring dengan kegiatan yang makin maju. Kegiatannya tidak shalat dan mengaji. Majelis Taklim di sana pun berinovasi dengan mendirikan Taman Pendidikan Alquran (TPA). Semakin hari semakin banyak muridnya. Apalagi memasuki Bulan Ramadhan, ikatan remaja masjid (IRMA) Darul Quran menyusun berbagai kegiatan menarik.

Ilustrasi makanan sehat.(foto: shironosov via KOMPAS.com)
Ilustrasi makanan sehat.(foto: shironosov via KOMPAS.com)
Sehari sebelum melaksanakan ibadah puasa, biasanya rutin digelar pawai obor. Pesertanya tidak hanya anak-anak, tapi juga melibatkan remaja hingga orangtua. Pawai obor ini, rutenya mengelilingi wilayah perumahan Villa Intan I. Anak-anak sangat menikmati acara pawai obor ini.

Yang tidak bisa dilupakan saya, yakni keguyuban warga di perumahan Villa Intan I. Walau berasal dari berbagai daerah, namun sudah merasa seperti saudara. Dalam tolong menolong tidak memandang status sosial. Keguyubun ini juga dirasakan setiap masuk Bulan Ramadhan.

Warga di sana, sering mengadakan buka bersama. Bukan itu saja, saat kegiatan sahur bersama masih jarang dilakukan sejumlah orang, warga di perumahan Villa Intan I, sudah lebih dulu melakukannya. Kegiatan sahur bersama itu dilakukan dengan memanfaatkan balai pertemuan kampung (Baperkam) yang lokasinya ada di lapangan.

Tetangga menggoda

Nah, kalau masuk Bulan Ramadhan, warga di perumahan Villa Intan I suka menggoda saya lewat pesan Whats App (WA). "Pak Anwar, mau ikutan sahur bersama nggak nih?" begitu pesan WA dari salah satu warga Villa Intan I, Pak Gopir yang asli Tegal.

"Kalau tidak bisa datang, ya kirim mentahannya saja. Biasa buat nambah-nambah menu masakan. Peserta sahur bersama kali ini, makin banyak," pesan lain datang dari Pak Anjar yang asli Garut.

Tahun ini saya ragu, akan mendapatkan pesan-pesan semacam itu lagi. Mengigat larangan berkumpul masih diberlakukan. Jangankan untuk melakukan sahur bersama, untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid saja, tampaknya masih dihindari, karena wabah virus corona dianggap belum reda.

Padahal agenda sahur bersama sangat menyenangkan. Menu masakan yang dibuat secara urunan kadang sangat sederhana tapi terasa nikmat. Seperti membuat sambel untuk lalapan, kadang asal jadi saja. Namun, karena suasana berkumpul yang menyenangkan, akhirnya semua memakan menu yang terhidang dengan lahap.

Kebetulan rumah saya di perumahan Villa Intan I berada di pinggir lapangan yang bersisian langsung dengan baperkam. Mau tidak mau, harus lebih dulu menyiapkan segala sesuatunya. Minimal menggelar tikar, untuk tempat makan secara lesehan.

Ada juga Bapak Dede Widya yang asli Tasikmalaya rajin membantu membersihkan kondisi baperkam dulu. Kadang dia mengeluarkan pesawat televisi dari rumahnya untuk dibawa ke baperkam. Jadi sambil makan sahur bersama, ada hiburan nonton acara Eko Patrio dan Ulfa.

Menu sahur yang sering dibuat bapak-bapak di sana, yakni pedesan entog dan kerang ijoan. Menu pedesan entog ini, merupakan potongan daging entog (itik) dengan bumbu campuran jahe dan cabai. Bumbu cabai dan jahe dipake sengaja mendominasi untuk menghilangkan bau amis dari daging entog.

Sementara untuk menu kerang ijoan (kerang hijau) lebih mudah lagi memasaknya. Kerang hijau cukup direbus. Setelah dianggap sudah matang diangkat. Dikonsumsinya cukup dicocol dengan sambal atau saus dalam keadaan hangat.

Membayangkan sahur bersama di perumahan Villa Intan I, jadi kangen sama pedesan entog. Hemmmmm. (Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun