Tahun ini saya ragu, akan mendapatkan pesan-pesan semacam itu lagi. Mengigat larangan berkumpul masih diberlakukan. Jangankan untuk melakukan sahur bersama, untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid saja, tampaknya masih dihindari, karena wabah virus corona dianggap belum reda.
Padahal agenda sahur bersama sangat menyenangkan. Menu masakan yang dibuat secara urunan kadang sangat sederhana tapi terasa nikmat. Seperti membuat sambel untuk lalapan, kadang asal jadi saja. Namun, karena suasana berkumpul yang menyenangkan, akhirnya semua memakan menu yang terhidang dengan lahap.
Kebetulan rumah saya di perumahan Villa Intan I berada di pinggir lapangan yang bersisian langsung dengan baperkam. Mau tidak mau, harus lebih dulu menyiapkan segala sesuatunya. Minimal menggelar tikar, untuk tempat makan secara lesehan.
Ada juga Bapak Dede Widya yang asli Tasikmalaya rajin membantu membersihkan kondisi baperkam dulu. Kadang dia mengeluarkan pesawat televisi dari rumahnya untuk dibawa ke baperkam. Jadi sambil makan sahur bersama, ada hiburan nonton acara Eko Patrio dan Ulfa.
Menu sahur yang sering dibuat bapak-bapak di sana, yakni pedesan entog dan kerang ijoan. Menu pedesan entog ini, merupakan potongan daging entog (itik) dengan bumbu campuran jahe dan cabai. Bumbu cabai dan jahe dipake sengaja mendominasi untuk menghilangkan bau amis dari daging entog.
Sementara untuk menu kerang ijoan (kerang hijau) lebih mudah lagi memasaknya. Kerang hijau cukup direbus. Setelah dianggap sudah matang diangkat. Dikonsumsinya cukup dicocol dengan sambal atau saus dalam keadaan hangat.
Membayangkan sahur bersama di perumahan Villa Intan I, jadi kangen sama pedesan entog. Hemmmmm. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H