Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istri Lagi Hamil, Cari Nafkah Makin Sulit

22 April 2020   11:19 Diperbarui: 22 April 2020   11:45 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aneka toping menjadi bumbu tambahan Surabi Baraya.(foto: dok. pribadi)
Aneka toping menjadi bumbu tambahan Surabi Baraya.(foto: dok. pribadi)

Dengan tidak berjualan, praktis mereka tidak lagi mendapatkan pemasukan. Di sisi lain, mereka butuh uang untuk biaya hidup. Kalaupun mereka punya simpanan, mungkin tidak banyak yang dimiliki. Sebagai masyarakat yang masuk kalangan bawah, wajar jika mereka khawatir kondisi semacam ini berkepanjangan.

Yang membuat prihatin lagi, kondisi Teh Irma sekarang sedang hamil. Usia janin yang dikandungnya sudah masuk bulan ke-6. Untuk persiapan proses persalinan jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Lantas bagaimana mereka menyiapkannya, sedangkan usaha yang kini sedang dirintisnya, terhenti sementara akibat belum meredanya wabah virus corona.

Sebenarnya, baik bubur maupun surabi Baraya selama ini sudah banyak penggemarnya. Kang Egi masih melayani pembeli bubur dengan harga Rp 5.000,00 untuk satu porsinya. Sedangkan surabi Baraya buatan Teh Irma dijual Rp 2.000,00 per biji.

Untuk surabi, Teh Irma menyiapkan berbagai toping. Jadi selain surabi polos ada juga surabi yang ditaburi oncom pedas (lada). Tingkat kepedasannya mulai level 1 sampai 5. Ada juga surabi telur, surabi yang ditaburi cengek. Bagi yang tidak menyukai pedas, bisa memilih surabi manis (kinca).

Namun, mulai hari ini, penggemar Surabi Baraya tidak bisa menemui Teh Irma di pangkalannya. Dia mungkin sedang melamun di rumahnya. Memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk proses persalinannya nanti.

Owh, wabah virus corona kapankah berakhir?

(Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun