Lokasi air terjun (curug) Putri di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan memang agak tersembunyi. Destinasi wisata yang masuk kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai itu, dilingkungi pohon-pohon besar ciri khas sebuah hutan.
Bagi wisatawan dari luar kota Kuningan, mungkin agak sedikit sulit kalau langsung menuju lokasi Curug Putri. Sebagai patokan, wisatawan perlu mendatangi dulu Bumi Perkemahan (Buper) Palutungan. Nah, kalau sudah mendengar nama Palutungan, pasti banyak yang tahu.
Palutungan merupakan salah satu titik awal pendakian ke Gunung Ciremai. Tempat itu juga dikenal para pecinta alam dan aktivis pramuka, karena enak jadi lokasi berkemah. Selayaknya lokasi perkemahan, fasilitas di sana sudah memenuhi standar. Ada toilet, kamar mandi, dan mushola.
Cuaca di sana cenderung sangat dingin. Bagi yang ingin berkemah siapkan baju hangat. Sementara yang ingin lanjut mendakit, jangan lupa membawa perbekalan. Kecuali bagi wisatawan yang cuma ingin berkunjung ke Curug Putri, bisa meminta bantuan pemandu wisata agar mudah mencapi lokasi.
Dari Buper Palutungan, wisatawan akan menyusuri jalan setepak kira-kira 2 kilometer hingga tiba di Curug Putri. Walau lumayan jauh, namun perjalanan tidak terasa capek. Itu akibat selama perjalanan kita disuguhi pemandangan alam yang masih asri.
Aneka flora masih tumbuh liar. Beberapa di antaranya berbatang besar dan menjulang tinggi. Daunnya banyak yang hijau dan rimbun. Membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Sangat bagus untuk kesehatan kita, kalau punya kesempatan olahraga jalan di kawasan itu.
Di kawasan kaki Gunung Ciremai itu, sebenarnya ada beberapa curug. Cuma yang sangat menarik dan mengundang penasaran hanya Curug Putri. Wisatawan lebih suka langsung mendatangi Curug Putri dan mengabaikan keberadaan curug lainnya.
Kenapa banyak yang penasaran? Itu karena cerita yang berkembang dari mulut ke mulut dan turun temurun. Menurut kepercayaan warga setempat, curug tersebut merupakan lokasi turunnya Dewi Kahyangan dari langit untuk mandi di bumi.
Kalau dilihat seksama, kucuran air Curug Putri yang mengalir di batuan tebing setinggi 20 meter itu, memang membentuk gambaran seorang perempuan. Uniknya lagi, di kawasan Curug putri sering muncul pelangi. Kondisi itu efek dari di dataran tinggi Desa Cisantana volume hujan cukup tinggi dan ketika hujan reda muncul pelangi.
Kemunculan pelangi di sana, tampaknya seperti dijual lewat cerita masyarakat sebagai jalan turunya Dewi Kahyangan. Begitulah berlangsung terus menerus hingga masyarakat mengenal air terjun tersebut sebagai Curug Putri dan tempat mandinya Dewi Kahyangan.
Di hari-hari biasa, pengunjung objek wisata Curug Putri memang tidak terlalu banyak. Namun pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu) kehadiran wisatawan lumayan padat. Tidak hanya muda-mudi yang datang dari sekitaran Kuningan, tapi juga rombongan keluarga dari wilayah Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Ciamis sering datang ke sana.
Lokasi Curug Putri cocok untuk menenangkan pikiran. Bisa jadi pilihan utama untuk membugarkan tubuh. Menikmati suasana kaki pegunungan dan melepaskan rutinitas sehari-hari. Jangan segan juga untuk berbasah-basahan, karena di sekitar Curug Putri ada penampungan air yang alirannya tidak deras. Kolam penampungannya pun tidak terlalu dalam, jadi enak untuk berendam.
Kecuali yang tidak kuat dingin, cukup mencuci lengan dan membasuh muka dengan air Curug Putri. Rasanya sangat menyegarkan. Bahkan masyarakat setempat mempercayai, jika membasuh muka dengan air Curug Putri maka akan terlihat awet muda.
Ada baiknya pengunjung yang bermain ke lokasi Curug Putri membawa baju ganti. Soalnya banyak yang tergoda bermain air di sana. Apalagi ada iming-iming jadi awet muda, pasti banyak yang mau. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H