Beberapa pohon yang ditanam warga sempat, yakni ketela pohon (singkong), jagung, pepaya, dan pisang. Warga pun sudah terbiasa melakukan panen. Mereka seolah menemukan lahan tak bertuan dan bebas ditanami pohon. Padahal ulah warga tersebut, sangat mengundang risiko. Dengan melakukan pembiaran aliran sungai menyempit, ancaman banjir mudah datang.
"Lumayan ketimbang tidak ada kerjaan, saya tanami saja tanah timbul di sungai dengan beberapa pohon. Yang paling gampang memang menanam singkong dan jagung. Tumbuhnya cepat dan mudah dipanen," ujar seorang warga Darojat.
Apa tidak takut kalau bibit yang baru ditanam ternyata tersapu aliran sungai yang meluap karena curah hujan tinggi?
"Itu mah risiko. Tapi tanah yang timbul di sungai ini cukup tinggi. Aliran sungai jarang mencapai ketinggian tanah ini. Mungkin sesekali saja air sungai meluap, itu juga kalau dari hulu hujannya besar," kata Darojat.(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H