Siang hari sampai ke malam, seperti tidak ada kegiatan lain, hanya bermain game online. Sesama anak sekolah melakukan kontak dan permainan online pun dimulai. Berisiknya minta ampun. Teriakan saling mengingatkan dari pelaku game online, atau ocehan kekecewaan karena gagal melakukan misi, hingga sesekali terdengar umpatan kasar, jadi bukan barang aneh.
Kalau sudah demikian, maka akan terjadi friksi. Antara penggemar drakor dan pelaku game online akan saling pandang. Mereka merasa saling terganggu. Cuma jangan buru-buru dulu menarik kesimpulan. Mereka saling terganggu bukan karena yang pertama asyik nonton drakor hingga abai tugas di rumah, atau yang kedua sering mengeluarkan kata-kata umpatan.
Mereka saling terngganggu karena berebut kuota internet jaringan di rumah. Pelaku game online, kadang merasa permainannya terganggu karena ngeleg. Lemot sekali permainannya. Solusinya agar internet lancar kembali, harus dimatikan dulu. Memang jaringan internet setelah dimatikan akan normal kembali, namun karena dimatikan maka tontonan drakor pun akan terhenti sementara. Nah, kalau sudah demikian siapa yang menang dan kalah?
Tidak ada yang menang. Yang ada cuma yang kalah. Yang kalah, yakni Kompasianer. Karena jaringan internet kuotanya sudah jadi rebutan penggemar drakor dan pelaku game online, Kompasianer akhirnya gagal terus menayangkan tulisan dan foto lewat laptop! (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H