Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Beuleum Lauk, Dikenal Karena Ikan Segarnya

2 April 2020   12:11 Diperbarui: 2 April 2020   12:19 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan bakar Beuleum Lauk disajikan dengan berbagai varian sambal. (foto Neni Nurhaeni)

Selama dua minggu ini, ibu-ibu sibuk menyiapkan menu makanan di rumah. Semua resep makanan sudah dicoba. Setiap hari digilir untuk memenuhi selera anggota keluarga di rumah.

Namun ada kalanya menu makanan yang akan dimasak, kembali ke masakan itu lagi, itu lagi. Nah kalau sudah begitu, ide memasak pun mentok. Yang ada bingung, apakah mengulang menu masakan yang pernah dicoba. Jangan-jangan anggota keluarga mulai bosan.

Untuk selingan, sebenarnya bisa coba menu masakan yang sudah jadi. Banyak pilihan makan di luar. Atau kalau malas ke luar rumah, bisa pesan lewat online. Sekarang lagi musim social distancing, jadi dari rumah saja cari-cara menu masakan yang bisan dipesan.

Bagi yang berada di wilayah Bandung Timur, sebenarnya bisa menjajal menu masakan aneka ikan "Beulem Lauk" Jalan Cingised nomor 78 kawasan Arcamanik-Antapani. Lokasinya gampang dicari, dan untuk parkir motor atau mobil cukup leluasa.

Keunggulan di Kedai "Beulum Lauk", semua ikan yang disajikan merupakan ikan segar. Untuk melayani pemesanan, pengelola kedai langsung ambil ikan di kolam penampungan. Berbeda dengan pedagang lain, yang biasanya ikan sudah didinginkan di kulkas.

Sejumlah komunitas jadi pelanggan Beulum Lauk. (foto Neni Nurhaeni)
Sejumlah komunitas jadi pelanggan Beulum Lauk. (foto Neni Nurhaeni)
Cuma, kita harus bersabar karena agak lama menunggu pesanan selesai. Sebab proses memasaknya dimulai dari menangkap ikan, menyisik kulitnya, sekaligus membuang kotorannya, meracik bumbu hingga pilihan mau digoreng atau dibakar.

Pemilik kedai "Belum Lauk" merupakan suami istri, Bapak Ipan Subarnas dan Ibu Neni Nurhaeni. Mereka merintis usaha kuliner masakan ikan, setelah memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai pegawai. Setelah jenuh dengan pekerjaan kantor, mereka membuka usaha mandiri dan kini mulai menampakan hasil.

"Awalnya yang datang merupakan teman-teman. Ada teman kantor, teman sekolah, teman kuliah, teman pengajian, teman arisan malah ada juga teman di komunitas sepeda. Alhamdulillah, usaha kuliner ini mulai dikenal. Sering juga ada pesanan dalam jumlah banyak," kata Ipan.

Neni menambahkan, pembeli selain datang langsung ke Kedai Beulum Lauk, ada juga yang memesan secara online. Hanya yang diantarkan ke rumah, harganya agak berbeda, karena terkena tarif ongkos kirim.

Belakangan baik Ipan maupun Neni sedikit mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahak baku ikan segar. Mungkin hal ini dampak dari kebijakan social distancing. Kalaupun mendapatkan ikan, jumlahnya tidak terlalu banyak. Harus berebut dengan pedagang kuliner lainnya.

"Sebelum ada kebijakan lock down juga, kami sering bermasalah dengan pasokan ikan. Ini dikarenakan kami minta kiriman dari peternak ikan langsung yang ada di Subang. Nah, biasanya dalam perjalanan Subang ke Bandung, ada saja ikan yang mati. Tapi harus bagaimana lagi, karena kami menganggap ikan dari Subang kualitasnya lebih bagus," tutur Ipan.

Kualitas ikan segar yang disajikan di Kedai Beuleum Lauk memang diakui para pelanggannya. Seperti dituturkan Ibu Dian, yang sengaja datang jauh-jauh dari Kompleks Cempaka Arum ke Arcamanik. Ibu Dian sering datang dengan membawa keluarganya.

Ibu-ibu pengajian dan arisan jadi pelanggan Beulum Lauk.(foto Neni Nurhaeni)
Ibu-ibu pengajian dan arisan jadi pelanggan Beulum Lauk.(foto Neni Nurhaeni)

"Ikan bakar di Beuleum Lauk memang beda. Kalau pinjam istilah anak sekarang, ikan bakar di sini sangat nendang. Dagingnya terasa gurih. Mungkin ini dari bahan bakunya yang merupakan ikan segar. Selain itu racikan bumbunya juga terasa joss," ucap Ibu Dian.

Ibu Dian mengaku, selain makan di tempat, juga pesan untuk dibawa pulang ke rumah. Kebetulan anggota keluarganya, sangat cocok dengan menu ikan di Beuleum Lauk. Harga yang dibandrol juga sangat terjangkau. Tergantung pesanan pembeli, bagaimana timbangan ikannya saja.

Selain bahan bakunya merupakan ikan segar, Kedai Belum Lauk juga punya sajian sambalnya yang bervariasi. Pembeli bisa meminta jenis sambal matah, dabu-dabu, bajak, dan sambal goang. Jangan ragu juga untuk minta sayuran segar, berupa ketimun, wortel, tomat, dan daun selada.

"Banyak pelanggan yang bilang, sajian sambal di sini bikin lahap makan. Cocok jadi teman makan ikan bakar atau ikan goreng. Paling banyak sih, minta dibuatkan sambal matah. Tapi ada juga pembeli yang fanatik sama sambal dabu-dabu dan sambal bajak," ungkap Ibu Neni.

Menurut Ibu Neni, pemberlakukan social distancing dan physcial distancing, sedikit banyak mempengaruhi usahanya. Walau masih ada pembeli yang datang atau pesan lewat online, namun jumlahnya mengalami penurunan.

"Saya berharap masalah virus corona segera berakhir. Soalnya, bagi kami masalah ini menyangkut kelangsungan hidup. Kalau terus-terusan sepi juga, bagaimana kami mendapat untung. Untuk balik modal saja makin susah," kata Bapak Ipan yang diiyakan Ibu Neni.(Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun