Cuaca yang sangat dingin menusuk tulang pagi itu, tidak membuatnya bermalas-malasan. Dia justru antusias mengikuti agenda hiking yang dilakukan rekan-rekannya.
Untuk menyusuri sungai hingga ke kebun buah-buahan, sebearnya wisatawan bisa diantar pemandu. Namun saat itu kami memutuskan ingin mengatur perjalanan sendiri dengan harapan bisa menikmati alam sekitar lebih puas.
"Kawasan kaki Gunung Puntang memang cocok untuk refreshing. Tubuh serasa jadi bugar. Bisa menghirup udara yang bebas polusi. Pemandangan alam di sini juga sangat recomended. Jauh dari kebisingan, saya jadi kerasan untuk berlama-lama di sini," kata Yeni.
Kenyang menyusuri aliran sungai, kami memutuskan untuk naik ke atas. Ada beberapa taman yang kami lewati. Di ujung lokasi, tersedia wahana sky walk.Â
Kami mencoba menaiki wahana tersebut dengan ketinggian lima meter. Berjalan di wahana tersebut, kami jadi lebih jelas bagaimana keindahan alam yang ada di kaki Gunung Puntang.
Di atas sky walk, bukit-bukit di kawasan itu seolah jadi dekat. Begitu juga pohon-pohon yang menjulang tinggi, serasa mudah dalam jangkauan. Demikian pemandangan di bawah, taman yang kami lewati, hamparannya makin jelas.Â
Oh iya di ketinggian sky walk juga, struktur aliran sungai yang berkelak-kelok jadi pemandangan yang menarik.
Usai menghabiskan waktu di kawasan Taman Bougenville, kami tertantang untuk menyusuri jalan yang ada di luar. Kebetulan perut kami juga mulai minta perhatian untuk diisi. Jadi sambil jalan-jalan menyusuri jalur utama, kami mencari kuliner yang biasa dijajakan warga setempat.
Kebetulan di perjalanan kami menemukan pedagang ulen (ketan). Tanpa dikomando lagi, kami sepakat memesan dalam jumlah banyak. Ulen ini memang makanan khas daerah Priangan. Pagi-pagi makan ulen yang masih hangat sangat cocok untuk mengganjal perut.