Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyusuri Sungai di Kaki Gunung Puntang

28 Maret 2020   04:10 Diperbarui: 28 Maret 2020   04:10 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di beberapa bagian, aliran sungai tak berair.

Cuaca yang sangat dingin menusuk tulang pagi itu, tidak membuatnya bermalas-malasan. Dia justru antusias mengikuti agenda hiking yang dilakukan rekan-rekannya.

Ada lokasi untuk beristirahat setelah melakukan hiking.
Ada lokasi untuk beristirahat setelah melakukan hiking.

Untuk menyusuri sungai hingga ke kebun buah-buahan, sebearnya wisatawan bisa diantar pemandu. Namun saat itu kami memutuskan ingin mengatur perjalanan sendiri dengan harapan bisa menikmati alam sekitar lebih puas.

"Kawasan kaki Gunung Puntang memang cocok untuk refreshing. Tubuh serasa jadi bugar. Bisa menghirup udara yang bebas polusi. Pemandangan alam di sini juga sangat recomended. Jauh dari kebisingan, saya jadi kerasan untuk berlama-lama di sini," kata Yeni.

Kenyang menyusuri aliran sungai, kami memutuskan untuk naik ke atas. Ada beberapa taman yang kami lewati. Di ujung lokasi, tersedia wahana sky walk. 

Kami mencoba menaiki wahana tersebut dengan ketinggian lima meter. Berjalan di wahana tersebut, kami jadi lebih jelas bagaimana keindahan alam yang ada di kaki Gunung Puntang.

Di atas sky walk, bukit-bukit di kawasan itu seolah jadi dekat. Begitu juga pohon-pohon yang menjulang tinggi, serasa mudah dalam jangkauan. Demikian pemandangan di bawah, taman yang kami lewati, hamparannya makin jelas. 

Oh iya di ketinggian sky walk juga, struktur aliran sungai yang berkelak-kelok jadi pemandangan yang menarik.

Jangan lewatkan menikmati wahana sky walk.
Jangan lewatkan menikmati wahana sky walk.

Usai menghabiskan waktu di kawasan Taman Bougenville, kami tertantang untuk menyusuri jalan yang ada di luar. Kebetulan perut kami juga mulai minta perhatian untuk diisi. Jadi sambil jalan-jalan menyusuri jalur utama, kami mencari kuliner yang biasa dijajakan warga setempat.

Kebetulan di perjalanan kami menemukan pedagang ulen (ketan). Tanpa dikomando lagi, kami sepakat memesan dalam jumlah banyak. Ulen ini memang makanan khas daerah Priangan. Pagi-pagi makan ulen yang masih hangat sangat cocok untuk mengganjal perut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun