Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyeberangi Situ Cangkuang Sambil Joget-joget di Atas Rakit

27 Maret 2020   15:07 Diperbarui: 27 Maret 2020   15:24 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu-ibu paling hobi jalan-jalan. Apalagi kalau mendengar sekalian menjajal kuliner. Semangat 45-nya langsung saja menggelegar. Demikian juga dengan ibu-ibu kumpulan arisan. Pokoknya berapa bulan sekali harus ada agenda piknik ke luar kota.

Ibu-ibu yang tergabung kelompok arisan RT 02 RW O9 Kelurahan Derwati ingin suasana kumpul-kumpul tidak monoton. Makanya mereka sering berencana pergi ke sejumlah objek wisata, sekalian membawa anggota keluarga.

Selain seputaran wilayah Bandung, tidak jarang juga melancong ke sejumlah kota tetangga. Mereka pernah ke Purwakarta, Subang, Sumedang, dan tentu saja Garut yang memiliki banyak potensi wisata. Jalan-jalan ke Garut pun dilakukan lebih dari sekali.

Terakhir yang menjadi tujuan kunjungan wisata, yakni Situ dan Candi Cangkuang. Dari Bandung, lokasi itu tidak terlalu jauh. Kalau lancar, perjalanan bisa ditempuh dengan waktu satu setengah jam.

Candi Cangkuang cuma satu bangunan. | dokpri
Candi Cangkuang cuma satu bangunan. | dokpri
Situ dan Candi Cangkuang terletak di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Rombongan ibu-ibu arisan dari Bandung menggunakan dua mobil penyewaan. Kalau dari arah Bandung, kami berpatokan mencari alun alun Leles yang lokasinya ada di sebelah kiri jalan.

Setelah menemukan alun-alun tersebut, rombongan belok ke kiri masuk ke jalan yang lebih kecil. Walau merupakan jalan kategori desa, kondisinya cukup bagus dan beraspal hotmix.

Perjalanan dari alun-alun Leles ke lokasi Situ Cangkuang kira-kira membutuhkan waktu 15 menit. Sampai di lokasi, tersedia tempat parkir yang luas. Tidak hanya mobil-mobil pribadi berukuran sedang, tapi lahan parkir juga bisa menampung kendaraan besar sekelas bus.

Wisatawan yang ingin beristirahat dulu, di sana buka sejumlah warung makanan/minuman. Atau yang ingin menunaikan ibadah shalat, ada masjid besar yang bersih dan terawat. Yang tidak membawa sarung atau mukena, di masjid tersebut sudah tersedia dan wisatwan bisa memakainya.

Bentuk rakit cukup panjang dan ada hiasa berbentuk hati. | dokpri
Bentuk rakit cukup panjang dan ada hiasa berbentuk hati. | dokpri
Masuk ke kawasan Situ Cangkuang, kita dipungut biaya Rp 5.000,00 di pintu masuk. Dari loket pintu masuk wisatawan langsung dihadapkan pada pemandangan Situ Cangkuang yang indah. Tapi sebenarnya bukan di area itu, wisatawan akan menghabiskan waktu liburannya.

Ada perjalanan lanjutan yang lebih seru. Wisatawan akan menyeberangi danau dengan menggunakan rakit yang ukurannya cukup panjang. Tersedia banyak rakit penyewaan yang akan mengantarkan wisatawan ke kawasan Candi Cangkuang dan perkampungan adat Pulo.

Untuk menarik wisatawan, para pemilik rakit menghias kendaraan air itu dengan berbagai bentuk. Ada yang membuat bentuk hati di ujung rakit, sehingga wisatawan bisa foto-foto dulu. Walau namanya rakit, namut tempa duduk terlindung terlindung dari sengatan matahari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun