Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Barang Lawas di Tangan Dicky Jadi Berharga

27 Maret 2020   09:02 Diperbarui: 27 Maret 2020   09:19 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dicky Harisman telaten merawat benda-benda lawas. (foto: Ginanjar Arif)

Tempat lainnya yang dikunjungi Dicky, yakni Pasar Loak Cilaki. Tidak jauh beda dengan di Astana Anyar, di Pasar Cilaki sering ditemui pedagang benda-benda antik. Transaksi jual beli pun bisa mencapai kata sepakat dengan harga damai.

"Sesekali saya hunting ke Pasar Loak Notoharjo dan Pasar Triwindu di Surakarta. Besoknya sambung ke Yogyakarta. Mencari barang di Pasar Klitikan Nithen Bantul, Pasar Klitikhan Yogya dan Pasar Sentir di kawasan Malioboro yang buka malam hari," ungkap Dicky yang tinggal di kompleks Bumi Harapan Cibiru, Bandung.

Selain Solo dan Yogya, Dicky kerap hunting ke Pasar Jatinegara Jakarta sampai ke Pasar Gembrong Surabaya. Kalau datang langsung, dia merasakan kepuasan karena bisa melihat kondisi barang sebenarnya. Walau begitu, dia harus menyediakan anggaran yang lebih besar.

Sesekali Dicky berburu benda lawas lewat online. Beberapa barang seperti radio tabung, jam dinding, lampu gambreng dan mesin ketik lawas saya pesan dari daerah Jateng dan Jatim.Hingga saat ini, koleksi yang dimiliki Dicky mencapai ratusan.

Barang antik yang dimiliki sebagian besar adalah perkakas atau peralatan rumah tangga yang biasa tersedia di dapur seperti rantang enamel, ceret, nampan, termos lawas dan toples lawas yang rata-rata sudah berusia di atas 50 tahun.

Jam dinding dan jam weker turut dirawat. (foto: Ginanjar Arif)
Jam dinding dan jam weker turut dirawat. (foto: Ginanjar Arif)

"Secara pribadi saya lebih menyukai industrial vintage seperti radio tabung, kipas angin, TV tabung, jam meja, raket tenis kayu, piala era 1950an, kaleng kue produksi tahun 1969, telefon dan barang elektronik lainnya yamg diproduksi sebelum tahun 1940 ke bawah," ujar Dicky.

Ada satu koleksi favorit Dicky, berupa jam dinding berusia tua. Barang itu bermerek Caro made in Jerman yang diproduksi tahun 1915. Merek Caro ini sudah diproduksi sejak tahun 1800-an. "Jam ini bisa dibilang koleksi saya paling mahal karena saya harus rela menjual 19 koleksi piringan hitam dari musisi Jazz era 1970an senilai 400 ribuan satu buahnya," kata Dicky.

Menurut Dicky, Merawat barang lawas atau antik susah-susah gampang. Terutama yang berbahan besi dan kuningan. Jika rumah tempat kita lembab, benda-benda ini cepat mengalami proses korosi.

Misalnya pada benda ceret yang sudah berkarat. Jika dibiarkan lama akan bertambah banyak. Kuningan akan berkarat dengan ditandai keluar warna hijau pada benda ini seperti setrika kuningan, bokor kuningan dll

Dicky mengingatkan, benda elektronik yang masih hidup seperti radio tabung, laser disc player dll sebulan sekali dipanaskan mesinnya dengan cara disetel (didengarkan). Bagi Dicky, hal itu hitung-hitung bernostalgia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun