Minggu-minggu ini jemaah sejumlah masjid dilanda kebingungan. Sebelumnya ada pengumuman untuk shalat Jumat tanggal 20 dan 27 Maret 2020 ditiadakan. Pengumuman disampaikan baik lewat selebaran maupun pengeras suara (pelantang).
Walau sudah ada pengumuman dan imbauan, masih ada masjid yang menggelar shalat Jumat. Padahal imbauan itu dimaksudkan sebagai antisipasi terjadinya kerumuman orang. Karena kondisi itu bisa jadi media merebaknya virus corona.
Artinya ibadah shalat Jumat bukannya dilarang. Namun, dalam situasi yang tidak memungkinkan, shalat Jumat bisa digantikan dengan shalat Dhuhur di rumah masing-masing. Walau begitu, masih ada saja pengurus dewan kemakmuran masjid (DKM) yang mengabaikan imbauan dan tetap melaksanakan shalat Jumat.
Keruan saja yang terjadi di lapangan akhirnya membuat kebingungan jemaah. Hal unik lainnya yang terjadi, yakni shalat di masjid tetap dilaksanakan dengan dispensasi barisan (shaf) jemaah tidak rapat. Sebenarnya itu tidak lazim, karena untuk kesempurnaan shalat barisan jemaah harus rapat dan lurus.
Kebijakan tidak rapatnya barisan jemaah itu juga sebagai upaya tidak terjadinya kontak tubuh. Â Sesama jemaah diminta mengambil jarak satu meter selama melaksanakan shalat. Sedangkan seusai shalat, kebiasaan lainnya yang dihilangkan yakni bersalaman (berjabat tangan).
"Maaf untuk shalat kali ini, barisannya tidak perlu rapat. Jemaah bisa mengambil jarak seperlunya. Yang penting tubuh kita, untuk sementara ini tidak bersentuhan dulu," kata Agus yang menjadi Imam di Masjid Al Hikmah.
Imbauan physical distancing untuk mencegah menyebarnya covid19, memang mengundang perdebatan di kalangan jemaah masjid. Sebagian ada yang menilai masjid tempat yang suci, jadi kecil kemungkinan virus corona berkembang di sana. Namun ada kelompok lain, serangan virus corona tidak pandang bulu, bisa menimpa siapa saja, kapan saja dan di mana saja.
Semua pendapat ada nilai plus minusnya. Yang bertahan di masjid dengan shalat mengambil jarak satu meter, punya alasan silaturahmi jemaah tetap terjalin. Sedangkan yang memilih shalat di rumah, mengambil sikap sebagai langkah hati-hati. Tidak ingin memaksakan diri dengan risiko yang lebih besar.
Belakangan keputusan sangat menguat, shalat Jumat ditiadakan dan bisa digantikan dengan shalat Dhuhur di rumah. Bahkan bukan hanya pelaksanaan shalat Jumat, beberapa pengurus masjid sudah memberitahukan shalat lima waktu juga bisa dilaksanakan di rumah.
"Ya tadi pagi sudah ada pengumuman. Semua pelaksanaan shalat yang biasanya berjamaah di masjid, bisa dilakukan di rumah. Tidak perlu ragu lagi dengan pengumuman itu. Ini semuaya demi kebaikan," ujar Bapak Urip, jemaah Masjid Al Badriyah Kelurahan Derwati Kota Bandung.
Walau pelaksanaan shalat wajib boleh di rumah, namun kumandang adzan tetap dilakukan sesua jadwal. Adzan di masjid tetap sebagai pengingat sudah masuk waktunya shalat wajib, cuma shalatnya kini cukup di rumah.
Ustadz Yayat menambahkan, intinya untuk mencegah berkembangnya virus corona, jemaah wajib membiasakan hidup bersih. Jaga jasmani dan rohani jangan sampai terkotori. Biasakan semuanya dalam kondisi suci. Kalau sudah begitu, virus juga enggan menyerang.
Apa yang dikatakan Ustadz Yayat memang benar adanya. Percuma saja jika kita rajin shalat ke masjid, jika dalam kehidupan sehari-hari mengabaikan kebersihan.
Ustadz Yayat pun mengingatkan, menghadapi serangan covid19, jemaah tidak perlu panik. Tidak perlu ikut-ikutan dengan gaya hidup memborong segala macam. Bersikap wajar saja. Justru dengan menumpuk bahan pangan berlebihan, menampakan diri karakter yang rakus. Tidak peduli dengan sesama.
Selain di Masjid Al Badriyah, pengumuman tidak digelarnya shalat Jumat dilakukan pengurus DKM Baiturrahim, DKM Baiturrahma dan DKM Al Hikmah Sejak hari Kamis 26 Maret 2020 DKM-DKM tersebut lewat pengeras suara, memberitahukan kepada jemaah bisa menggantikan shalat Jumat dengan shalat Dhuhur di rumah.
Di papan informasi masing-masing masjid pun sudah ditempelkan selebaran yang memberitahukan ditiadakannya shalat Jumat di masjid untuk waktu sementara. Jika kondisi sudah dianggap normal kembali, maka pelaksanaan shalat Jumat akan dilakukan lagi di masjid.
"Kita memang berharap semuanya kembali normal lagi. Jangan terlalu lama kondisi seperti ini. Warga juga perlu memproteksi diri dari serangan virus corona. Jangan menganggap remeh. Tapi jangan sampai saling mencurigai sesama jemaah. Kalau ada jemaah yang batuk, ya jangan langsung dituduh terserang covid19," ujar jemaah lain, Ahab. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H