Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merasa Nikmat Bisa Mencapai Gua Hira

21 Maret 2020   05:14 Diperbarui: 21 Maret 2020   05:23 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjidil Haram. (dok. pribadi)

Di situlah para pejiarah yang tidak membawa perbekalan, bisa menyiapkan diri untuk membeli makanan atau minuman. Dijual juga berbagai jenis tongkat penyangga, untuk membantu para pejiarah yang berusia lanjut saat melakukan pendakian.

Di awal pendakian Jabal Nur, pejiarah masih merasa nyaman melakukan perjalanan. Perlu diketahui, hampir sebagian besar pejiarah melakukan perjalanan ke puncak Jabal Nur pada dini hari.

Suasana sekitar masih gelap, jadi sangat berguna alat penerangan berupa senter. Pastikan senter masih menggunakan baterai yang baru, sehingga sinarnya membantu perjalanan.

Sepertiga perjalanan, pejiarah terus melahap rute yang menanjak. Jarang ditemui medan yang mendatar, sehingga pejiarah sulit untuk menghela napas panjang. Jika perjalanan normal, baru pada menit ke-15 pejiaran menemukan tempat berupa saung-saung. Di lokasi itu, pejiarah bisa beristirahat dan mengatur napas.

Harus mengantri untuk masuk Gua Hira karena ruangan sempit.
Harus mengantri untuk masuk Gua Hira karena ruangan sempit.

Rombongan yang saya ikuti mulai terpecah di sepertiga perjalanan. Kelompok pertama yang terdiri atas Ruby, Agus Fahrudin, Endang (pembimbing), Virta dan saya terus melakukan perjalanan.

Kelompok lainnya, Agus Ma'mun, Handi Rahman, Karno Tasman, Warnaya,  Wili, Imut Halimatusyadiah, Aep Saepuloh, Endang H, Vitricia, Sinta, Upik Astria, Nurul, Adi Gunawan, Hendi, dan Asep mulai mengatur istirahat. Sayang seorang jemaah, Rahmat Kurniawan memutuskan untuk kembali turun.

"Jalannya nanjak terus. Saya pikir ada yang datar untuk istirahat. Kebetulan juga fisik saya lagi gak fit. Agak pusing tadi, napas sempat tersengal-sengal. Ketimbang pingsan, saya putuskan berhenti. Saya tidak mau merepotkan teman-teman. Biar saya kembali ke bawah, dan mau dengar cerita teman-teman yang sampai ke atas," kata Rahmat.

Setelah sepertiga perjalanan, memang banyak tempat peristirahatan yang bisa dijumpai pejiarah. Di tempat peristirahatan itu, lagi-lagi pejiarah disuguhi sejumlah pedagang.

Tidak hanya pedagang, pejiarah pun bisa menemukan sejumlah pengemis. Tampaknya pengemis-pengemis itu menetap, karena sebagian dari mereka ada yang membawa penerangan berupa petromak.

Butuh waktu 30-40 menit untuk mencapai puncak Jabal Nur. Tepat di puncak Jabal Nur, tersedia tempat istirahat yang lebih baik. Bahkan di lokasi itu tersedia lahan yang datar dan sudah terpasang karpet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun