Tapi kalau cuma bermain di pantai, itu kurang seru. Karena itu bukan tujuan utama. Lokasi yang kita tuju sebenarnya hutan mangrove. Nah, untuk menikmati suasana hutan mangrove kita harus menyewa perahu motor.
Perahu yang disewakan cukup banyak. Jadi pengunjung tidak perlu berebut. Setiap perahu sekali jalan bisa mengangkut 15 sampai 25 orang. Setiap penumpang dikenakan tarif Rp 15.000,00. Perahu akan mengitari hutan mangrove sebelum mengantarkan pengunjung ke titik pemberhentian.
Perlu diketahui, awalnya penanaman mangrove yang dilakukan sejak tahun 2008 di Pantai Karangsong itu dimaksudkan untuk menangkal abrasi. Namun setelah ditata dan menjadi lokasi yang menawan, tempat itu dijadikan destinasi wisata untuk umum sejak tahun 2015.
Walau berjalan di tengah hutan, wisatawan tidak perlu khawatir. Trek untuk pejalan kaki sangat nyaman. Selain berupa tanah yang sudah dikeraskan, juga terdapat trek jalan kaki berupa jembatan panjang dan melingkar. Fondasinya terbuat dari cor dan besi, sedangkan pijakannya dari bambu.
Berjalan di atas trek itu, punya sensasi tersendiri. Kita berada di atas rawa, sementara sekelilingnya penuh dengan rimbunan pohon mangrove. Sebenarnya tidak melulu pohon mangrove yang kita jumpai. Ada juga pohon lain yang biasa tumbuh di pantai, seperti cemara dan bidara.
Tumbuhnya hutan mangrove di Karangsong pun akhirnya menjadi habitat sejumlah binatang. Di rawa yang berair bisa ditemukan sejumlah jenis ikan mulai dari ikan gelodok hingga biawak. Kalau beruntung kita bisa melihat keberadaan biawak, namun binatang itu lebih senang bersembunyi.
Bukan cuma ikan yang terlihat di kawasan hutan mangrove, tapi kawanan burung hingga monyet bisa dengan mudah dijumpai. Yang sering terlihat adalah keberadaan burung blekok. Banyak juga burung kuntul. Terdapat puluhan spesies burung, di antaranya ada yang terancam punah.
Kenyang berkeliling hutan mangrove, pengunjung bisa kembali bermain di tepi pantai. Sayang pantai di sana kurang bersih, karena masih banyak ditemukan sampah yang berserakan.