Nafisha Faiza Marsha Aurum seorang Mahasiswa semester 6 Jurusan Ilmu  Hukum specialized and transnational business Universitas Padjajaran. Ia  merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang lahir pada tanggal 4 April 2004  di kota Sukabumi. Menginjak semester 6, ia telah berhasil menyelesaikan kegiatan  kuliah kerja nyata (KKN).Â
Perjalanan Pendidikan yang Penuh PencapaianÂ
Pada awalnya bermula karena sebagai cucu pertama di dua keluarga, ia jadi  merasakan beban untuk memberikan yang terbaik dan meraih prestasi maksimal  dalam perjalanan pendidikannya. Semua dimulai dari SD kelas 1, di mana ia merasakan tekanan saat pengumuman peringkat. Mendapatkan peringkat pertama,  membuat ia menjadi termotivasi untuk terus semangat dan berkembang dengan cara  mulai mengikuti lomba-lomba akademik seperti olimpiade IPA dan olimpiade  matematika.Â
Pindah ke SMP, di mana hasrat akan lomba non-akademik seperti pidato dan  storytelling lebih menarik perhatian untuk mengejar kemampuan soft skill seperti  public speaking. Selain itu, menyadari kebutuhan untuk mengembangkan  kemampuan berbahasa Inggris, ia mulai fokus pada bahasa Inggris dari kelas 5 SD  hingga kelas 8 SMP. Dalam rencana mengembangkan kemampuan berbicara bahasa inggris, ia mulai mengikuti lomba-lomba storytelling dan sebagainya.Â
Saat memasuki fase SMA, ia kembali berfokus pada lomba bidang  akademik, kali ini ke dunia olimpiade geografi. Meskipun awalnya terpilih tanpa  tes, bersama teman, ia memperjuangkan adanya tes yang adil. Hasilnya, ia dan  temannya lolos ke karantina olimpiade geografi selama satu bulan, dan akhirnya ia meraih juara satu. Pandemi COVID-19 membawa tantangan baru, ia melihatnya  sebagai kesempatan untuk mengejar kelulusan lebih cepat. Dengan mengambil  ekstra SKS, ia berhasil menyelesaikan dua tahun SMA dalam waktu singkat dan  lulus melalui jalur SNMPTN jurusan Ilmu Hukum UNPAD.Â
Dalam perjalanan pendidikan tinggi yang sedang ia jalani, hobi dan minat  yang ia sukai berhubungan dengan karir nya nanti di masa depan. Ia menyadari  bahwa fakultasnya menyediakan wadah yang sangat berharga untuk mengasah  keterampilan yang akan berguna di dunia kerja, jadi ia aktif terlibat dalam berbagai  kegiatan organisasi, termasuk berdebat, dan terlibat dalam pembuatan legal  opinions. Ia juga mengambil pendekatan progresif, mulai dari berdebat hingga  merancang kontrak, dan terus mengembangkan keterampilan lainnya.Â
Pencapaian yang telah ia dapat termotivasi dari beberapa hal, yang pertama  family background dimana ia merupakan cucu pertama jadi merasa bahwa ia ingin  memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Kedua, karena ia merasa ingin  membantu banyak orang dimulai dari mengembangkan diri, dimana nantinya akan  membuka pintu-pintu yang banyak untuk bisa terhubung kemana-mana. Ketiga, ia  merasa bahwa tidak bisa untuk terus menetap disitu-situ aja, jadi harus terus  berkembang agar hidup yang dijalani tidak sia-sia.Â
Warna-warni Keberhasilan Paling BerkesanÂ
Kegiatan-kegiatan yang ia lakukan membuat banyak pencapaian yang  didapat dan pasti ada hasil yang membuatnya merasa paling berkesan. Pertama tama, ia berhasil lulus dari Fakultas Hukum UNPAD setelah menghadapi tantangan,  terutama karena pemadatan SKS dari tahun ke-3 ke tahun ke-1 dan ke-2. Hal ini  membuat persiapan UTBK menjadi sulit baginya pada saat itu. Meskipun begitu, ia memaksimalkan penilaian SNMPTN dengan fokus pada semua mata Pelajaran.Â
Keberhasilan ini merupakan pencapaian luar biasa baginya, mengingat  ketidakpercayaan diri nya untuk menghadapi UTBK. Yang kedua, setelah diterima  di Fakultas Hukum UNPAD, ia mulai berusaha memanfaatkan lingkungan tersebut  dengan baik. Meskipun orang sudah diterima, ia tetap merasa penting untuk terus  berusaha maksimal, memanfaatkan sarana-prasarana, dan hal-hal yang mendukung  perkembangan diri, seperti asistensi perlombaan, dan mengikuti organisasi organisasi yang nantinya menunjang karir.Â
Saat ini ia sedang mengikuti organisasi ALSA (Asian Law Student  Association), dimana dulu memasuki organisasi ini merupakan suatu impian yang  pengen dia capai dan ternyata sekarang ia bisa masuk organisasi tersebut bahkan  menjabat sebagai manager. Mengikuti perlombaan contract drafting menjadi salah  satu lomba yang paling berkesan, karena perlombaan tersebut berjalan sekitar 4  bulan dan It takes a lot of time, a lot of sweat, a lot of tears, a lot of money too even,  jadi proses ini sangat berharga dan memberikan kepuasan yang bagus. Â
Dalam membagi waktu itu semua, sebenarnya ia merasa bahwa ini sangat  jelek, karena merasa bahwa saat terlibat dalam kegiatan tertentu ia menjadi kurang  memiliki waktu yang memadai untuk beristirahat. Jadi, ia melakukan dengan cara antara akademik, lomba, dan organisasi, ia memiliki pendekatan yang terstruktur.  Pada semester pertama, ia fokus sepenuhnya pada akademik untuk mencapai IPK yang baik. Baru pada semester kedua, mulai ikut lomba debat dan terlibat dalam  organisasi. Pada semester ketiga, berhenti dari lomba untuk memberikan fokus pada  hal lain. Sedangkan pada semester keempat, kembali mengikuti lomba contract  drafting sambil menjadi manager di ALSA. Ini adalah pendekatan strategis yang ia terapkan untuk mengelola waktu dengan efektif.Â
Rintangan dan Tantangan yang di HadapiÂ
Tantangan atau hambatan pasti terjadi saat kita mau melakukan suatu hal  untuk mencapai sesuatu. Tantangan tersebut bisa seperti pengorbanan waktu,  bahkan harus mengorbankan jam tidur. Selain waktu, kenyamanan juga menjadi  pertimbangan yang penting. Pengalaman saat mengikuti lomba contract drafting menghadirkan ketidaknyamanan karena ia merasa tidak mengenal rekan tim nya sebelumnya. Meskipun kita harus berkarantina bersama selama dua bulan, jika ada  ketidakcocokan atau ketidaknyamanan dengan seseorang, kita harus tetap fokus  pada tujuan utama, yaitu mencapai kesuksesan dalam lomba.Â
ketiga, yang mungkin paling sulit adalah menghadapi demotivasi. Saat  sudah merasa sangat lelah atau tidak nyaman di lingkungan tertentu, seringkali kita  merasa kurang termotivasi dan cenderung malas. Ia mengalami ini secara nyata  dalam lomba terakhir nya, khususnya dalam lomba contract drafting, di mana ia  bahkan menangis dan kesulitan tidur semalaman. Namun, ia memiliki cara  tersendiri untuk menghadapinya dengan mencatat kemajuan harian dan mensyukuri  setiap hari yang terlewati.Â
Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat penting dalam  mengatasi tantangan ini. Sahabat, teman, dan orang-orang di sekitar memberikan  dukungan moral yang signifikan. Kata-kata semangat dan dorongan untuk terus  melangkah membantu menjaga semangat dan fokus. Oleh karena itu, menjaga  lingkungan yang positif dan memiliki orang-orang yang mendukung di sekitar  sangat dibutuhkan untuk melalui itu semua.Â
Rencana saat ini yang akan ia lakukan yaitu mempersiapkan diri untuk lulus  tepat waktu atau lebih cepat dengan mengikuti Study Uninterrupted Program  (SUP). Ia juga sedang mencari jaringan di kantor hukum untuk magang dan bekerja,  Meskipun usia minimum untuk menjadi pengacara adalah 25 tahun, sementara ia akan lulus pada usia 22 atau bahkan 21 tahun. Ia sedang mempertimbangkan  langkah apa yang tepat selama menunggu tiga tahun tersebut. Namun, langkah  pertama yang ia siapkan adalah menyelesaikan studi dengan cepat.Â
Setiap orang mengalami kegagalan yang menjadi momen pembelajaran  berharga. Saat menghadapi kegagalan, fokusnya pada evaluasi diri untuk  memperbaiki kesalahan dan mengejar hal-hal sesuai minat dan kemampuannya,  terutama dalam konteks karir. Bagi Nafisha, keberhasilan bukan hanya mencapai  tujuan besar, tetapi juga merasakan kepuasan dan lega dari usaha yang dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H