Mohon tunggu...
Herman RN
Herman RN Mohon Tunggu... -

Menyukai buku, terutama budaya dan sastra. Masih belajar menulis dan terus belajar serta belajar terus.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Melacak Sejarah Kerajaan Islam Pasai

6 Desember 2009   16:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03 4687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada umumnya tulisan pada makam tersebut belum diteliti seluruhnmya sehingga memang diperlukan penelitian lebih lanjut. Hingga saat ini, penduduk di sekitar makam Sultan Malikussaleh sering mendapat mata uang emas (dirham) keramik, gelang mata delima, umumnya ditemukan oleh petani tebat saat meraka menggali tebat di sekitar kawasan tersebut. Itu semua adalah bukti sisa Kerajaan Pasai.

Adapun makam Sultan Malikussaleh yang merupakan raja pertama Kerajaan Samudera Pasai juga masih terdapat di sana. Makam tersebut terletak di Gampông Beuringen, Kecamatan Samudera, ± 17 km dari Kota Lhokseumawe. Nisan ini terbuat dari batu granit berpahatkan aksara Arab. Jika diterjemahkan, lebih kurang aksara itu bertuliskan: "Ini kubur almarhum yang diampuni, yang taqwa, yang menjadi penasihat, yang terkenal, yang berketurunan yang mulia, yang kuat beribadat, penakluk yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh".

Selain itu, pada makan Sultan Malikussaleh juga terdapat kaligrafi Surat Al-Hasyr Ayat 22-24. Kaligrafi tersebut berbentuk puisi yang menghiasi makam Malikussaleh. Kecuali itu, pada kawasan tersebut juga terdapat beberapa makam lainnya, di antaranya makam keluarga Sultan Malikussaleh sendiri seperti milik Malikul Dhahir (anak pertama Malikussaleh). Semuanya merupakan bukti peninggalan Kerajaan Islam Pasai yang saat ini hanya menjadi kenangan sejarah bahwa di Aceh pernah berdiri beberapa keraan islam. Sebagai penghargaan terhadap sejarah, perlu adanya kepedulian dari pemerintah untuk merawat bukti peninggalan sejarah tersebut. Masyarakat pun diharapkan tidak mengotori lokasi itu. Semoga![dbs/Herman RN]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun