Mohon tunggu...
Herman RN
Herman RN Mohon Tunggu... -

Menyukai buku, terutama budaya dan sastra. Masih belajar menulis dan terus belajar serta belajar terus.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kefilsafatan Islam dalam Pendidikan

10 Desember 2009   18:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:59 2435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulanya beberapa ahli tidak sepakat menyebutkan nama "Filsafat Islam" saat mengkaji sejarah filsafat yang dipopulerkan bangsa Arab dari bahasa Yunani. Hal ini sempat menimbulkan pro kontra antara pemikir yang sepakat memberi nama "Filsafat Islam" dengan pemikir yang tidak sepakat.

Dalam buku "Filsafat Islam" yang disusun beberapa tenaga pengajar IAIN Ar-Raniry disebutkan bahwa ada tiga alasan para pemikir tidak sepakat melabelkan nama "Filsafat Islam".

Pertama : nama "Filsafat Arab" dirasa lebih tepat untuk penelitian fisafat jenis ini, karena penelitian dan penyelidikan yang dilakukan terhadap buku-buku berbahasa Arab dan bahasa yang digunakan pun bahasa Arab. Pendapat ini dikemukan oleh Maurice de Wulf. Menurut dia, nama "Islam" tidak cocok karena mengharuskan orang untuk menelaah buku-buku dalam bahasa selain Arab, misalnya Urdu, Parsi, dan sebagainya.

Kedua : kalau berbicara mengenai "Filsafat Khusus Islam", orang diharuskan mengeluarkan pendapat pemikir-pemikir selain yang beragama Islam, sedangkan di Arab banyak juga penganut agama lain selain Islam, seperti Majusi, Nasrani, Yahudi, Shabiah, dan orang-orang Pagtu.

Ketiga : sejarah, termasuk sejarah Arab, lebih tua dari usia Islam. Islam diakui lahir di kalangan bangsa Arab yang disebarluaskan oleh penduduk Arab. Maka, seluruh kebudayaan yang berada di bawah pengaruh sejarah bangsa ini mesti diberi predikat "Arab", termasuk filsafatnya.

Masih dalam buku yang sama, disebutkan pula beberapa alasan pemikir membuat nama "Filsafat Islam" harus ada.

Pertama : bahwa filsafat Islam sejak dulu kala telah mempunyai nama yang diberikan oleh tokoh-tokohnya, seperti Al-Faraby, Al-Kindi, Ibnu Rusyd, dan lain-lain dengan nama "Filsafat Islam" sehingga terkenal juga nama-nama "Ahli Filsafat Islam".

Kedua : islam bukan sekedar agama, tetapi juga kebudayaan dan peradaban. Sejak lahir, ia telah menjadi kekuatan politik mempersatukan pelbagai suku bangsa menjadi suatu umat imperium (khalifah) Islam. Selain itu, tokoh-tokoh yang terkenal sebagai filsuf islam belum tentu berbangsa Arab, seperti Al-Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, dan lain-lain. Karena itu, nama "Islam" lebih mencakup daripada nama "Arab".

Ketiga : diberi nama "Filsafat Islam" karena filsafat ini tidak mungkin terbina tanpa adanya wadah yang dinamakan daulah islamiah. Pembahasannya pun adalah persoalan islam di segala lini, bukan hanya persoalan bangsa Arab semata. Karenanya, lebih cocok diberi nama "Filsafat Islam" daripada "Filsafat Arab".

Timbulnya nama filsafat islam dari benih-benih filsafat yang dimulai sejak datangnya datangnya dorongan dari Alquran, antara lain Surat Al-Ghasyiyah: 17-20. Dalam surat ini dianjurkan kepada umat manusia untuk menjelajahi alam semesta sebagai sebuah ilmu dan pendidikan.

"Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan? Langit bagaimana ia ditinggikan? Gunung-gunung bagaimana ditegakkan? Bumi bagaimana dihamparkan?" (Q.S. Al-Ghasyiyah: 17-20)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun