Mohon tunggu...
Yogi
Yogi Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Sosial SPV PKH

Saya seorang pekerja sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

12 Keluarga Penerima Manfaat Kompak Mengundurkan Diri

15 Oktober 2019   21:23 Diperbarui: 15 Oktober 2019   21:27 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peksos SPV dan Kordinator Kabpaten mendampingi KPM Graduasi mandiri dalam inagurasi KPM PKH Desa ngamplang Kecamatan Cilawu

Sebanyak 12 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH di desa Ngamplang kec.cilawu kab.garut jawa barat, kompak menyatakan mengundurkan diri (graduasi mandiri)pada selasa 15 oktober 2019. 

Bertempat di lapang Flamboyant desa Ngamplang Kec.Cilawu,  penandatangan berita acara pengunduran diri tersebut di hadiri 285 KPM PKH lainnya, kepala desa, babinsa,supervisor PKH, Koordinator PKH kab .garut, serta seluruh pendamping sosial PKH Kec.Cilawu.

Endang Saprudin Kepala Desa ngamplang sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, dalam sambutannya mengatakan "saya tidak bangga dengan banyaknya Keluarga Penerima Manfaat, tetapi saya bangga dengan banyaknya KPM yang graduasi mandiri. 

Karena dengan banyaknya KPM berarti warga desanya banyak yang miskin, sedangkan dengan banyaknya yang graduasi mandiri berarti perekonomian warganya meningkat". Untuk itu, endang saprudin berharap kedepannya lebih banyak lagi.

Peksos SPV dan Kordinator Kabpaten mendampingi KPM Graduasi mandiri dalam inagurasi KPM PKH Desa ngamplang Kecamatan Cilawu
Peksos SPV dan Kordinator Kabpaten mendampingi KPM Graduasi mandiri dalam inagurasi KPM PKH Desa ngamplang Kecamatan Cilawu

Senada dengan Endang Saprudin, Mochamad Kustia selaku Koordinator PKH Kab.Garut pun mengapresiasi hal tersebut dan berharap akan lebih banyak lagi KPM PKH yang graduasi mandiri.Karena graduasi mandiri merupakan salah satu indikator keberhasilan PKH. Dengan adanya KPM yang graduasi mandiri, berarti tarap hidup KPM tersebut sudah meningkat dan pola pendampingan pun bisa di katakan berhasil.

Sementara itu, Arya Marwanda selaku Supervisor PKH menjelaskan, graduasi terdiri dari dua macam, yaitu graduasi mandiri dan graduasi alamiah.Graduasi mandiri adalah KPM PKH keluar dari kepesertaannya karena sudah sejahtera dan dengan kerelaanya sendiri menyatakan mengundurkan diri. Sementara graduasi alamiah adalah KPM PKH keluar dari kepesertaannya karena sudah tidak mempunyai lagi komponen PKH, yakni bumil, balita, anak sekolah SD,SMP,SMA, lansia dan disabilitas. Lebih jauh arya marwanda pun berharap, lewat Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang di lakukan oleh Pendamping Sosial PKH setiap bulannya, bisa merubah pola fikir dan menggugah kesadaran KPM PKH yang sudah sejahtera, untuk menyatakan graduasi.

Dalam kesempatan tersebut, Irpan Mustopa selaku Pendamping Sosial PKH desa Ngamplang menjelaskan, ke 12 KPM nya tersebut menyatakan mengundurkan diri setelah dirinya memberikan pemahaman secara dor to dor dan lewat pertemuan P2K2. Bahkan irpan mengaku, dirinya sudah mengunjungi seluruh KPM nya dan mengetahui keadaan rumah sampai santasi 560 KPM dampingannya tersebut. Dia yakin akan banyak lagi KPM nya yang graduasi mandiri, karena dirinya terus menanamkan dalam fikiran KPM nya bahwa kepesertaan PKH itu tidak permanen, yang sudah sejahtera besok lusa harus legowo graduasi.

Leni marlina salah seorang KPM PKH yang graduasi mengaku, sebelum adanya PKH perekonomian keluarganya sangatlah susah. Pekerjaan suaminga sebagai buruh di perusahaan dodol rumahan, tiadklah cukup untuk menutupi kebutuhan keluarga dengan 3 anak sekolah. Begitu mendapat PKH di tahun 2017, dirinya mengaku, bantuannya tersebut sebagian di sisihkan untuk membeli beras ketan dan di buatkannya rengginang. 

Hal itu terus di lakukannya setiap kali mendapatkan bantuan, dan kini omsetnya pun terus bertambah. Sehingga, begitu adanya pemahaman dari pendamping, di sambutnya dengan baik dan rela untuk graduasi. Hanya ada satu keinginan dari Leni, yaitu ingin di bantua pembuatan PIRT agar produk yang di buatnya mendapat legalitas dan bisa di pasarkan ke luar daerah.

                                                                                                                             Arya Marwanda

                                                                                                                                         ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun