cilawu kab.garut jawa barat, kompak menyatakan mengundurkan diri (graduasi mandiri)pada selasa 15 oktober 2019.Â
Sebanyak 12 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH di desa Ngamplang kec.Bertempat di lapang Flamboyant desa Ngamplang Kec.Cilawu, Â penandatangan berita acara pengunduran diri tersebut di hadiri 285 KPM PKH lainnya, kepala desa, babinsa,supervisor PKH, Koordinator PKH kab .garut, serta seluruh pendamping sosial PKH Kec.Cilawu.
Endang Saprudin Kepala Desa ngamplang sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, dalam sambutannya mengatakan "saya tidak bangga dengan banyaknya Keluarga Penerima Manfaat, tetapi saya bangga dengan banyaknya KPM yang graduasi mandiri.Â
Karena dengan banyaknya KPM berarti warga desanya banyak yang miskin, sedangkan dengan banyaknya yang graduasi mandiri berarti perekonomian warganya meningkat". Untuk itu, endang saprudin berharap kedepannya lebih banyak lagi.
Senada dengan Endang Saprudin, Mochamad Kustia selaku Koordinator PKH Kab.Garut pun mengapresiasi hal tersebut dan berharap akan lebih banyak lagi KPM PKH yang graduasi mandiri.Karena graduasi mandiri merupakan salah satu indikator keberhasilan PKH. Dengan adanya KPM yang graduasi mandiri, berarti tarap hidup KPM tersebut sudah meningkat dan pola pendampingan pun bisa di katakan berhasil.
Sementara itu, Arya Marwanda selaku Supervisor PKH menjelaskan, graduasi terdiri dari dua macam, yaitu graduasi mandiri dan graduasi alamiah.Graduasi mandiri adalah KPM PKH keluar dari kepesertaannya karena sudah sejahtera dan dengan kerelaanya sendiri menyatakan mengundurkan diri. Sementara graduasi alamiah adalah KPM PKH keluar dari kepesertaannya karena sudah tidak mempunyai lagi komponen PKH, yakni bumil, balita, anak sekolah SD,SMP,SMA, lansia dan disabilitas. Lebih jauh arya marwanda pun berharap, lewat Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang di lakukan oleh Pendamping Sosial PKH setiap bulannya, bisa merubah pola fikir dan menggugah kesadaran KPM PKH yang sudah sejahtera, untuk menyatakan graduasi.
Dalam kesempatan tersebut, Irpan Mustopa selaku Pendamping Sosial PKH desa Ngamplang menjelaskan, ke 12 KPM nya tersebut menyatakan mengundurkan diri setelah dirinya memberikan pemahaman secara dor to dor dan lewat pertemuan P2K2. Bahkan irpan mengaku, dirinya sudah mengunjungi seluruh KPM nya dan mengetahui keadaan rumah sampai santasi 560 KPM dampingannya tersebut. Dia yakin akan banyak lagi KPM nya yang graduasi mandiri, karena dirinya terus menanamkan dalam fikiran KPM nya bahwa kepesertaan PKH itu tidak permanen, yang sudah sejahtera besok lusa harus legowo graduasi.
Leni marlina salah seorang KPM PKH yang graduasi mengaku, sebelum adanya PKH perekonomian keluarganya sangatlah susah. Pekerjaan suaminga sebagai buruh di perusahaan dodol rumahan, tiadklah cukup untuk menutupi kebutuhan keluarga dengan 3 anak sekolah. Begitu mendapat PKH di tahun 2017, dirinya mengaku, bantuannya tersebut sebagian di sisihkan untuk membeli beras ketan dan di buatkannya rengginang.Â
Hal itu terus di lakukannya setiap kali mendapatkan bantuan, dan kini omsetnya pun terus bertambah. Sehingga, begitu adanya pemahaman dari pendamping, di sambutnya dengan baik dan rela untuk graduasi. Hanya ada satu keinginan dari Leni, yaitu ingin di bantua pembuatan PIRT agar produk yang di buatnya mendapat legalitas dan bisa di pasarkan ke luar daerah.
                                                               Arya Marwanda
                                                                     ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H