Mohon tunggu...
Ahmad Fajriyansyah
Ahmad Fajriyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Nama : Ahmad Fajriyansyah Rosyid Arfdil saya seorang mahasiswa Program Studi Televisi dan Film.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Ekosistem Ekonomi Kreatif Suwar-Suwir, dari Kuliner Tradisional Menjadi Oleh-Oleh Khas Jember

16 November 2024   00:32 Diperbarui: 16 November 2024   01:11 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jember, sebuah kabupaten di Jawa Timur, memiliki kekayaan kuliner yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas daerah. Salah satu camilan khas yang telah melekat di masyarakat Jember adalah suwar-suwir. 

Terbuat dari tape singkong yang diberi tambahan bahan-bahan lain seperti gula dan susu, suwar-suwir menawarkan cita rasa manis dan sedikit asam yang sangat khas. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, suwar-suwir tidak lagi sekadar menjadi camilan tradisional, melainkan telah bertransformasi menjadi oleh-oleh khas Jember yang memiliki peran penting dalam pengembangan ekosistem ekonomi kreatif di daerah tersebut.

Asal-usul Suwar-Suwir Jember

Suwar-suwir berasal dari tape singkong, bahan dasar yang dikenal luas di Jawa Timur sebagai makanan fermentasi tradisional. Tape menjadi bahan pokok yang diolah menjadi suwar-suwir melalui campuran gula, susu, dan bahan-bahan lainnya. Pada awalnya, produk ini hanya dikenal di kalangan lokal sebagai camilan sederhana dengan rasa manis dan sedikit asam.

Dalam perkembangannya, resep suwar-suwir dimodifikasi untuk menambahkan variasi rasa seperti cokelat, stroberi, durian, dan lain nya. suwar-suwir diolah dengan cara yang sederhana namun menghasilkan tekstur kenyal dan rasa yang unik, menjadikannya sangat digemari oleh masyarakat sekitar. 

Meski sulit untuk menemukan catatan pasti tentang kapan pertama kali suwar-suwir muncul, namun banyak yang meyakini bahwa camilan ini mulai dikenal luas pada masa penjajahan Belanda sebagai camilan rakyat yang terjangkau dan mudah dibuat.

Transformasi Suwar-Suwir Menjadi Produk Ekonomi Kreatif

Suwar-suwir pada awalnya hanya dikenal sebagai camilan untuk dinikmati di rumah, namun sejak beberapa tahun terakhir, produk ini telah mengalami banyak perubahan dan inovasi. Dengan semakin berkembangnya sektor pariwisata di Jember, suwar-suwir mulai dilirik sebagai oleh-oleh khas yang dapat mewakili cita rasa lokal. Beberapa faktor utama dalam transformasi ini meliputi inovasi produk, dukungan pemerintah, dan pemasaran digital.

1. Inovasi Produk

Pelaku UMKM Jember telah mengembangkan suwar-suwir dalam berbagai varian rasa dan kemasan menarik untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Jika dahulu suwar-suwir hanya tersedia dalam rasa klasik, kini tersedia dalam berbagai varian rasa yang lebih kreatif dan inovatif, seperti rasa cokelat, pandan, stroberi, kopi, dan bahkan durian

2. Dukungan Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun